sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Hasto: Dengan proporsional tertutup, PDIP banyak lahirkan pemimpin dari rakyat biasa

Dengan proporsional tertutup, terbukti PDI Perjuangan mampu melahirkan banyak pemimpin yang berasal dari kalangan rakyat biasa," kata Hasto.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Sabtu, 28 Jan 2023 13:48 WIB
Hasto:  Dengan proporsional tertutup, PDIP banyak lahirkan pemimpin dari rakyat biasa

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyatakan, pihaknya menghormati sikap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang condong mendukung proporsional terbuka tetap berlaku pada Pemilu 2024. Menurut Hasto, perbedaan pandangan merupakan bagian dari iklim demokrasi.

"Perbedaan dalam cara pandang harus dilihat sebagai bagian dari iklim demokrasi. Pemerintah mungkin melihat demokrasi presidensil memerlukan sarat dukungan 50 persen plus 1 di parlemen. Sehingga kami bisa memahami sikap pemerintah," ujar Hasto kepada wartawan, Sabtu (28/1).

Menurut Hasto, PDIP meyakini, Mahkamah Konstitusi (MK) akan mengambil keputusan atas judicial review bukan berdasarkan opini pendapat banyak orang, melainkan berdasarkan sifat kenegarawanan dari hakim MK. Selain itu, kata dia, PDIP melakukan judicial review karena memiliki legal standing. 

Tapi sikap politik kebenaran kami sampaikan, bahwa dengan proporsional tertutup, terbukti PDI Perjuangan mampu melahirkan banyak pemimpin yang berasal dari kalangan rakyat biasa," kata Hasto.

"Bambang Pacul, Pramono Anung, Ario Bimo, Alm Tjahjo Kumolo, Arif Wibowo, Budiman Sudjatmiko, Ganjar Pranowo dan lain-lain, semua lahir dari proporsional tertutup," imbuhnya.

Diketahui, PDIP menjadi satu-satunya partai di parlemen yang berharap sistem pemilihan bisa menjadi proporsional tertutup. Sementara delapan fraksi seperti Gerindra, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PKS, Demokrat, dan PPP menginginkan proporsional terbuka tetap berlaku pada Pemilu 2024.

Hasto menjelaskan, PDIP konsisten dengan sikap awal yakni berharap kembali berlakunya sistem pemilu secara proporsional tertutup. Sebab, proporsional tertutup membuat iklim politik di Indonesia tidak dikuasai kapital untuk menuai popularitas. 

"Dalam proporsional terbuka yang sering terjadi melekat unsur nepotisme dan melekat unsur mobilisasi kekayaaan untuk mendapatkan pencitraan bagi dukungan bagi pemilih," ungkap Hasto.

Sponsored

Selain itu, lanjut Hasto, sistem proporsional tertutup dapat meningkatkan kualitas dan kapasitas kepemimpinan dari seluruh anggota dewan. Sehingga, menjalankan fungsi legislasi, anggaran, pengawasan, dan representasi serta desain bagi masa depan, betul-betul dipersiapkan dengan baik melalui kaderisasi partai.

"Jadi bukan sekadar popularitas atau mobilisasi kekuasaan kapital. Di dalam proporsional terbuka yang sering terjadi adalah melekat unsur nepotisme, melekat unsur mobilisasi kekayaaan untuk mendapatkan pencitraan bagi dukungan bagi pemilih," tandas dia.

Berita Lainnya
×
tekid