sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Penjegalan Anies Baswedan lewat usul Pilpres 2024 dua calon

Usul Pilpres 2024 diikuti dua calon berawal dari PDIP.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Rabu, 31 Agst 2022 12:39 WIB
Penjegalan Anies Baswedan lewat usul Pilpres 2024 dua calon

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai keinginan PDI Perjuangan (PDIP) agar Pilpres 2024 diikuti dua pasangan calon sebagai langkah untuk mengalahkan Anies Baswedan. Meski Anies belum resmi sebagai calon presiden (capres), namun Gubernur DKI Jakarta itu dinilai sebagai salah satu kandidat capres terkuat saat ini.

Hal itu disampaikan Pangi merespons PDIP yang mendorong Pilpres 2024 diikuti dua paslon. Menurut PDIP, dua atau tiga pasangan calon tidak menjamin politik identitas lenyap di Pilpres 2024.

"Ada alasan (dorong dua paslon), untuk mengalahkan Anies itu mungkin lebih mudah dengan dua calon. Kalau tiga calon itu seperti DKI, susah mengalahkan Anies," kata Pangi saat dihubungi Alinea.id, Rabu (31/8).

Menurut pria yang akrab disapa Ipang itu, PDIP tidak mau mengulangi kekalahannya melawan Anies seperti pengalaman Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Diketahui, pada Pilkada DKI 2017, ada tiga paslon yang merebut posisi nomor satu di DKI Jakarta, yakni pasangan Basuki T Purnama-Djarot Saiful Hidayat, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

Meski sempat unggul di putaran pertama, namun Ahok dan Djarot kalah di putaran kedua dari pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

"Iya belajar dari pengalaman itu (kekalahan Ahok dan Djarot). Kalau satu putaran kan Ahok menang, tapi karena dua putaran, Ahok kalah sama Anies," ujar Ipang.

Kendati demikian, Ipang sepakat dengan PDIP yang mengedepankan isu kebangsaan di Pilpres 2024. Menurutnya, semua kandidat dan partai politik harus menyadari kondisi bangsa yang terbelah akibat politik identitas.

"Sebenarnya, mereka yang bicara tentang dua calon tapi kemudian mempertaruhkan polarisasi, kemudian keterbelahan publik, itu sebenarnya kan enggak mau belajar saja. Kan mereka ini lupa sejarah kan. Dua calon itu pertaruhannya rusak. Kan rusak bangsa kita dengan polarisasi, kenapa enggak belajar!," tutur Ipang.

Sponsored

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, mengatakan pihaknya tidak sependapat dengan partai-partai lain yang menyebut upaya menghadirkan lebih dari dua pasangan calon bisa menghindarkan masyarakat dari politik identitas. Hasto mengatakan, hal tersebut tidak akan terjadi jika semua partai memiliki pandangan yang sama mengenai masalah kebangsaan.

Hal itu diamini politikus PDIP lainnya, Andreas Hugo Pareira. Menurut dia, dua atau tiga pasang calon di Pilpres 2024 tak menjamin isu identitas hilang. Pasalnya, kata Andreas, kasus Pilkada DKI 2017 justru terjadi berawal dari tiga pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur yang bertarung di putaran pertama dan semakin meruncing justru pada putaran kedua.

Berita Lainnya
×
tekid