sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PKB dan Gerindra belum sepakat soal capres 2024, apa kendalanya?

Masing-masing partai ingin kadernya sebagai capres.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Senin, 21 Nov 2022 14:30 WIB
PKB dan Gerindra belum sepakat soal capres 2024, apa kendalanya?

Lebih dari tiga bulan silam Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Gerindra telah resmi membangun koalisi dalam menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Namun, belum ada keputusan strategis yang dibentuk, termasuk penentuan nama pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) yang akan diusung.

Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar, mengungkapkan, nihilnya nama capres-cawapres yang bakal dimajukan hingga kini karena pihaknya bersama Gerindra belum menemui titik temu (deadlock). Dirinya pun mendorong adanya pembahasan secepatnya agar menghasilkan kesepakatan.

Cak Imin menyatakan dirinya bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto belum bersepakat mengenai calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres). Dia berharap, ia dan Menteri Pertahanan (Menhan) RI itu sudah memiliki kesepakatan di akhir tahun.

"Moga-moga [penentuan capres-cawapres] sampai akhir tahun karena sampai detik ini, [Gerindra dan PKB] sama-sama ingin [kadernya] jadi capres," kata Cak Imin, sapaannya, di Sekretariat DPP PKB, Jakarta Pusat, Senin (21/11).

Gerindra secara resmi telah mengusung Prabowo sebagai capres. Sementara itu, PKB mau Cak Imin.

"Ya, betul karena saya dimandatkan oleh Muktamar PKB untuk capres, bukan cawapres," ujarnya.

Soal kapan keputusan capres-cawapres diputuskan, Cak Imin menjawab diplomatis. Dalihnya, harus menunggu momentum tepat.

"Kita harus menentukan pilihan di momentum yang tepat dan diskusinya belum tuntas. Kita, internal berdua, belum sepakat untuk satu nama capres," ucapnya.

Sponsored

Lebih jauh, Cak Imin menerangkan, hasil Muktamar PKB soal capres masih dapat direvisi sesuai hasil kesepakatan dengan Gerindra. Namun, harus kembali disahkan dalam forum tertinggi partai.

"Ya, kalau nanti negosiasi terjadi perkembangan baru, saya bikin muktamar untuk mengubah [hasil muktamar sebelumnya]," tutupnya.

Berita Lainnya
×
tekid