sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Survei: Prabowo jadi pilihan generasi digital natives di Pilpres 2024

Generasi digital natives sangat seksi perannya dalam Pemilu 2024, sehingga menjadi rebutan.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Kamis, 19 Mei 2022 12:20 WIB
Survei: Prabowo jadi pilihan generasi digital natives di Pilpres 2024

Survei Lembaga Survei Jakarta (LSJ) menyebutkan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) 2024 yang paling banyak menjadi pilihan generasi digital natives. Elektabilitasnya bahkan mengungguli Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

Generasi digital natives adalah generasi yang lahir berdampingan dengan teknologi informasi (generasi di bawah 35 tahun). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021, proporsi generasi ini mencapai 43% dari total populasi Indonesia dan sebagian besar dari mereka akan menjadi pemilih pemula (first-time voters) dalam Pilpres 2024. 

Peneliti LJS Fetra Ardianto mengatakan, generasi natives adalah orang-orang yang sangat aktif berselancar di internet mencari berbagai informasi, termasuk informasi tentang capres. Sebab itu, generasi digital natives ini sangat seksi perannya dalam Pemilu 2024, sehingga menjadi rebutan dan bidikan utama para capres.

Berdasarkan hasil survei LSJ, sebanyak 24,9% generasi digital natives mengaku akan memilih Prabowo Subianto jika pilpres dilaksanakan hari ini. Kemudian 20,6% mengaku akan memilih Anies Baswedan, lalu 12,4% memilih Ganjar Pranowo dan 10,1% menjatuhkan pilihan pada Sandiaga Uno.

Menurut Fetra, nama-nama capres lain memiliki elektabilitas yang kurang signifikan di kalangan generasi digital natives. Hanya Ridwan Kamil, Ahok dan Dedi Mulyadi yang tingkat elektabilitas sedikit lumayan, yakni masing-masing 5,7%, 5,4% dan 3,6%. 

Fetra menjelaskan, lantaran generasi digital natives merupakan kelompok generasi yang melek internet dan memiliki banyak preferensi informasi, membuat mereka sangat berhati-hati dalam menjatuhkan pilihan. Ini terlihat dari hasil survei LSJ bahwa proporsi generasi digital natives yang mengaku masih mungkin berubah pilihan (swing voters) masih cukup besar (hampir 50%). 

"Generasi digital natives adalah mereka yang berfikir rasional sehingga pilihannya terhadap capres juga lebih bersifat rasional daripada emosional," kata Fetra dalam keterangan pers, Kamis (19/5).

Fetra menerangkan, terdapat temuan menarik dari survei LSJ kali ini, yakni rendahnya elektabilitas Ganjar Pranowo di kalangan generasi digital natives. Meskipun dalam berbagai rilis lembaga survei elektabilitas Ganjar disebut cukup tinggi, namun di kalangan digital natives ternyata tidak terlalu menarik. 

Sponsored

"Hanya 12,4% anak-anak digital natives yang mengaku akan memilih Ganjar jika pilpres dilaksanakan hari ini. Ini tentu sebuah fenomena anomali, mengingat Ganjar merupakan salah satu capres yang paling banyak manggung di media sosial yang notabene merupakan panggungnya anak-anak muda," beber dia.

Sebaliknya, lanjut Fetra, Prabowo Subianto yang akhir-akhir belum terlalu mengandalkan media sosial untuk bersosialisasi sebagai capres, justru mendulang banyak empati dari generasi digital natives. 

Menurut Fetra, ada dua faktor yang membuat Prabowo justru menjadi pilihan generasi digital natives meskipun Menteri Pertahanan itu masih jarang menyapa mereka di medsos. 

Pertama, generasi digital natives adalah kelompok manusia rasional. Mereka memilih Prabowo karena pertimbangan rasional (bukan kedekatan emosional), diantaranya mereka mempersepsikan Prabowo sebagai seorang negarawan yang paham dan mampu mengatasi berbagai masalah ekonomi (termasuk masalah lapangan kerja yang paling menjadi perhatian dan dibutuhkan anak muda). Di lain pihak, Ganjar dan Anies yang aktif bersosialisasi di medsos kurang memiliki visi yang jelas mengenai kebutuhan anak muda akan lapangan kerja.

Kedua, jarangnya Prabowo berpolemik atau memicu polemik di medsos maupun di panggung politik nasional akhir-akhir, justru diapresiasi para netizen yang mayoritas merupakan anak-anak digital natives. Prabowo dipersepsikan tidak ambius menjadi presiden, berbeda dengan Ganjar dan Anies yang sangat aktif bersolek di medsos sebagai capres. 

"Pendukung Ganjar dan Anies yang sangat provokatif dan kontradiktif di medsos justru dikhawatirkan oleh generasi digital natives membuat negeri ini akan terus terjebak dalam polarisasi cebong versus “kampret yang tidak produktif," ungkap Fetra.

Dia menambahlan, safari idul fitri yang dilakukan Prabowo dengan menemui sejumlah tokoh nasional dan ulama senior nampaknya juga diapresiasi positif oleh generasi digital natives. Berdasarkan analisis media monitoring yang dilakukan oleh LSJ, sentimen negatif warganet dalam dua minggu terakhir terhadap Prabowo Subianto sangat rendah (5%) sementara sentimen positifnya cukup tinggi (37,1%). 

"Ini artinya, apa yang dilakukan Prabowo dalam dua minggu terakhir dengan melakukan safari idul fitri diapresiasi positif oleh warganet dan oleh generasi digital natives khususnya. Sebaliknya pada saat yang sama, sentimen negatif terhadap Ganjar dan Anies cukup tinggi, yakni 18% dan 35,8%," pungkas Fetra.

Berita Lainnya
×
tekid