sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Retak koalisi di balik deretan manuver Surya Paloh

Paloh membuka peluang mendukung Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Christian D Simbolon
Christian D Simbolon Kamis, 25 Jul 2019 16:03 WIB
Retak koalisi di balik deretan manuver Surya Paloh

Di tengah ramainya pemberitaan mengenai ajang makan siang antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mencuri perhatian publik, Rabu (24/7) lalu. 

Tak mau kalah pamor dengan Megawati, Paloh juga menggelar santap siang bersama di kantor DPP Partai NasDem, kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dipilih menjadi rekan makan siang dan bincang politik Paloh. 

Di ajang makan siang itu, Paloh terang-terangan mengkritik kinerja Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta. Menurut Paloh, Anies belum mengeluarkan seluruh potensinya sebagai penguasa Ibu Kota. "Dari sepuluh, nilainya lima," ujar dia. 

Namun, tak hanya kritik saja yang diutarakan Paloh. Pada kesempatan itu, Paloh juga memuji sinar Anies yang kian terang sebagai tokoh publik yang layak diperhitungkan sebagai kandidat presiden di Pilpres 2024. 

Paloh pun membuka peluang NasDem mendukung Anies di Pilpres 2024. "2024 kan tergantung Anies. Niatnya sudah pasti ada di situ, semua niat-niat baik harus terjaga asal baik. Insyaallah apabila semuanya seperti apa yang kita harapkan, (Nasdem mendukung)," kata dia

Dua hari sebelumnya, Paloh juga 'bermanuver'. Di DPP NasDem, Paloh mengumpulkan tiga parpol Koalisi Indonesia Kerja (KIK), yakni PKB, Golkar, dan PPP. Dalam pertemuan yang tidak dihadiri Megawati itu, para ketua umum mengumbar retorika partai koalisi solid mendukung Jokowi-Ma'ruf. 

Absennya PDI-P dalam pertemuan para ketua umum sempat diklarifikasi oleh Megawati usai pertemuan dengan Prabowo. Menurut Megawati, ia tidak bisa datang ke pertemuan tersebut karena sedang berada di luar kota untuk mempersiapkan Kongres PDI-P. 

"Saya ditanya, 'Kenapa Ibu enggak ada?' Wakil dari PDI-Perjuangan ke mana?' Lha, saya memang ada di luar negeri pada waktu itu atau diluar daerah," ujar Megawati kepada wartawan di kediamannya di Teuku Umar, Jakarta Pusat. 

Sponsored

Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P Eriko Sotarduga turut menepis isu keretakan antara Paloh dan Megawati. "Janganlah kita melihat karena satu pertemuan, kemudian di situ tidak ada PDI-P, kemudian berpikir ada hal lain. Tidak ada (keretakan). Tidak ada sama sekali," ujar dia.

Senada, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai NasDem Johnny G Plate membantah hubungan Paloh dan Megawati sedang renggang. Menurut dia, spekulasi keretakan koalisi jauh dari realita. 

"Artinya relasi baik-baik saja dan spekulasi-spekulasi yang bilang seolah koalisi retak dan sebagainya itu spekulasi yang jauh dari realitas. Realitasnya, sekali lagi, koalisi ini kuat, solid, dan sehat," kata Johnny. 

Johnny mengatakan, pertemuan antara Paloh dan Anies sudah lama direncanakan. Ia pun membantah NasDem memprotes pertemuan Megawati dan Prabowo. "Ya, baguslah (Mega bertemu Prabowo). Habis ini, ada pertemuan lain. Ini adalah bagian dari silaturahmi kebangsaan," kata dia.

Makna manuver Paloh 

Namun demikian, menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago, Paloh sedang bermanuver dalam dua peristiwa politik tersebut. 

Dengan mengundang Anies, menurut dia, Paloh seolah ingin mengatakan bahwa Gubernur DKI Jakarta adalah masa depan dan Jokowi masa lalu. Adapun pertemuan para ketum minus PDI-P dinilai Pangi merupakan sinyal perlawanan terhadap wacana masuknya Gerindra ke KIK. 

"Sejak Pak Jokowi mengatakan akan menerima dan mengakomodir parpol oposisi pendukung Prabowo, membangun bangsa secara bersama, bekerja untuk kepentingan bangsa yang jauh lebih besar, Nasdem, Golkar, PKB dan PPP nampaknya tidak setuju. Resistensi mereka masih tinggi," ujar Pangi di Jakarta, Kamis (25/7).

Menurut Pangi, Paloh melabrak etika politik saat berbicara mengenai Pilpres 2024 ketika Jokowi bahkan belum dilantik sebagai Presiden periode 2019-2024. Manuver tersebut potensial mengganggu keharmonisan koalisi. 

"Secara etika, ini melawan Presiden Jokowi dan Megawati selaku ketua umum parpol pengusung utama Jokowi. Ini dapat membuat Presiden Jokowi menjadi tidak respect (hormat), dan PDI-P merasa tidak dihargai," jelas Pangi. 

Lebih jauh, Pangi menilai, Jokowi dan Megawati terlihat sudah merestui Gerindra masuk ke koalisi. "Boleh jadi pertemuan itu hanya soal restu. Pembicaraan deal politik dan koalisi sudah selesai sebelum silaturahim ala nasi goreng dua tokoh negarawan tersebut," kata Pangi. (Ant)
 

Berita Lainnya
×
tekid