sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sebut Gibran diframing, PDIP: terlalu banyak dansa politik

"Tetapi yang datang ke Solo itu kan ada yang membawa dansa-dansa itu," ucapnya.

Immanuel Christian
Immanuel Christian Senin, 22 Mei 2023 13:36 WIB
Sebut Gibran diframing, PDIP: terlalu banyak dansa politik

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memandang dinamika politik kini terlalu mudah memicu dansa-dansa politik. Hal ini dipelajari dari situasi Gibran Rakabuming sebagai Wali Kota Solo dan Kader PDIP yang diframing seakan mendukung Prabowo Subianto saat kedatangan Ketua Umum Gerindra itu ke kotanya.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, dansa politik sempat dilakukan saat Kongres PDIP tahun 1993 yang mendadak membubarkan partainya. Namun, Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum tak habis akal meladeni Soeharto dan mempertahankan partainya.

"Ya pesan ibu tadi, menjelang pemilu itu begitu banyak dinamika politik yang akan terjadi, begitu banyak yang akan melakukan dansa-dansa politik," katanya di Kantor DPP PDIP, Senin (22/5).

Menurutnya, hal seperti ini sangat disayangkan karena politik seharusnya digunakan untuk membangun peradaban. Bukan justru menggiring opini seperti kasus Gibran.

"Sehingga tadi saya berikan buku kepada Mas Gibran judulnya Merawar Pertiwi, karena berpolitik itu adalah mewayuh hayu ning bawono (memperindah keindahan dunia)," ujarnya.

Sementara, kata Hasto, Kota Solo tidak kenal dengan dansa melainkan tarian. Bahkan, dinamika naik turun bukanlah nuansa yang dibangun tapi keharmonisan di sana.

"Tetapi yang datang ke Solo itu kan ada yang membawa dansa-dansa itu," ucapnya.

Ia menegaskan, Gibran telah menjabarkan situasi tersebut dengan jelas tanpa makna apa pun. Belum lagi, Gibran memberikan permintaan maaf karena telah membuat kebingungan dengan pertemuan tersebut.

Sponsored

Hasto menyampaikan, ulah seperti ini tidak heran dilakukan terhadap Gibran, lantaran posisinya begitu strategis. Tidak hanya sebagai kader partai penguasa ataupun kepala daerah, namun juga statusnya sebagai anak seorang presiden.

"Sehingga banyak yang kemudian mencoba menggunakan posisi itu sebagai cara di dalam me-leverage di dalam kepentingan kepentingan politik nya. Dan ketika saya cerita ke ibu dan ibu memahami berbagai dinamika politik seperti itu," katanya menjelaskan.

Berita Lainnya
×
tekid