sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Situs KPU diretas, Hasyim pastikan data pilkada aman

Data hitungan riil pilkada dalam Situng hingga Rabu (4/7) belum bisa diakses, sehingga KPU menutup sementara situs tersebut.

Robi Ardianto
Robi Ardianto Rabu, 04 Jul 2018 16:10 WIB
Situs KPU diretas, Hasyim pastikan data pilkada aman

Data hitungan riil Pilkada serentak milik KPU dalam Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) hingga Rabu (4/7) belum bisa diakses, sehingga KPU menutup sementara situs tersebut.

"Untuk meningkatkan kualitas pelayanan informasi hasil pemilihan, untuk sementara layanan ini kami tidak aktifkan,"  pesan dari laman https://infopemilu.kpu.go.id. 

Berdasarkan pengakuan Komisioner KPU Hasyim Asyhari, serangan siber mengarah pada website, situs, dan sistem IT KPU secara bertubi-tubi.

"Yang menyerang penjahat-penjahat semua (cyber crime)," jelasnya di gedung KPU RI, Jakarta, Kamis (4/7).

Padahal, sesuai fungsinya, situs KPU dibuat untuk menyediakan akses informasi publik mengenai hasil dari pelaksanaan Pilkada 2018. Sehingga, jika itu diretas, sambungnya, pelaku tidak hanya berurusan dengan KPU tetapi juga aparat berwajib serta rakyat Indonesia, yang merasa aksesnya diusik.

Terkait kecemasan sebagian pihak soal perubahan hasil pemilu karena peretasan ini, ia menjamin itu tak akan terjadi. Pasalnya, semua partai dan peserta pemilu telah menerima salinan C1, sehingga kontrol bisa diterapkan.

"Melalui aparat setempat dan juga panitia pengawas sampai tingkat TPS, melakukan pengawasan data. Jadi kalau dikatakan ada manipulasi, itu tidak benar karena semuanya terkontrol, sehingga tidak memengaruhi penghitungan KPU," tegasnya. 

Menurut Ketua KPU Arief Budiman, hingga saat ini sudah beberapa daerah yang perhitungan suaranya telah rampung 100%. Dari 171 daerah yang melaksanakan Pilkada, sekitar 90% suara daerah telah direkapitulasi, namun terganjal serangan peretas. Untuk itu, KPU mengupayakan secepatnya situs tersebut sudah kembali bisa diakses masyarakat.

Sponsored

"Masalahnya, peretasan dilakukan bukan setiap hari, tapi setiap jam bahkan setiap menit.  Itu serangan dari mana-mana. Kami sudah koordinasi dengan kepolisian, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kemenkominfo, dan beberapa ahli IT untuk diminta pendapat," katanya. 

Serangan peretas yang masih terus berlangsung membuat data milik KPU naik turun, sehingga membuat masyarakat bingung. Objek yang diserang juga bermacam-macam mulai dari tampilan, angka, bahkan kecepatan kerjanya.

Hal itu menjadi pertimbangan KPU untuk menutup situs sementara guna dibersihkan. Ini juga demi menghapus keresahan publik soal simpang siur data. Hingga sekarang belum ada info lebih lanjut tentang waktu yang tepat membuka kembali situs itu untuk publik.

Berita Lainnya
×
tekid