sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Survei SMRC sebut masyarakat Indonesia nihil polarisasi ideologi ekonomi

Data survei menunjukkan masyarakat ingin agar negara lebih banyak berperan untuk kesejahteraan masyarakat.

Gempita Surya
Gempita Surya Kamis, 23 Mar 2023 19:04 WIB
Survei SMRC sebut masyarakat Indonesia nihil polarisasi ideologi ekonomi

Temuan pusat studi Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) tentang ideologi pemilih menunjukkan masyarakat Indonesia secara umum cenderung mendukung peran negara dalam mensejahterakan rakyat dari segi ekonomi.

Pendiri SMRC, Saiful Mujani, menjelaskan bahwa di Eropa terjadi perdebatan antara dua kelompok ideologi. Keduanya adalah ideologi yang pro intervensi negara atau sosialisme dan lebih percaya individu atau ideologi liberalisme.

Di Amerika Serikat, yang disebut kelompok liberal adalah kiri atau menginginkan peran negara lebih besar untuk menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang berkembang di dalam masyarakat. Sementara yang kanan adalah yang lebih percaya pada kemampuan masyarakat sendiri menanggulangi persoalan-persoalan ekonomi rakyat itu sendiri, tidak menginginkan intervensi negara terlalu banyak. 


Saiful menilai, perdebatan antara dua ideologi tersebut juga dapat relevan dalam konteks Indonesia. Dalam studi SMRC, responden diminta memberi skor antara 0 sampai 10.

Skor yang mendekati 0 berarti setuju jika pemerintah bertanggung jawab bagi kesejahteraan rakyat. Sedangkan skor mendekati 10 berarti setuju jika rakyat mengurus dirinya sendiri dan bertanggung-jawab atas keberhasilan hidupnya. Diungkapkan Saiful, hasil rata-rata skor yang diberikan responden adalah 4,31.

"Secara umum, data ini menunjukkan masyarakat menginginkan agar negara lebih banyak berperan untuk kesejahteraan masyarakat. Cukup kiri jika menggunakan istilah di Amerika atau sosialis dalam istilah Eropa," ujar Saiful seperti ditayangkan di saluran YouTube SMRC TV, Kamis (23/3).

Namun demikian, menurut Saiful, gambaran pada studi tersebut tidak menunjukkan adanya polarisasi. Pasalnya, kurva yang ditunjukan mencerminkan masyarakat Indonesia lebih moderat dalam ideologi ekonomi.

"Di satu sisi, masyarakat ingin agar bisa berusaha sendiri. Tapi di sisi lain juga tetap menganggap penting peran negara, karena kenyataannya banyak masyarakat yang membutuhkan peran atau bantuan negara," ujar dia.

Sponsored

Lebih lanjut, ujar Saiful, meski ada kecenderungan pro intervensi negara, pada umumnya masyarakat Indonesia menunjukkan tidak terjadi polarisasi atau anarki.

Dalam konteks persaingan politik antara Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, umumnya pemilih keduanya berada di tengah.

"Baik pendukung Anies maupun pendukung Ganjar, sama-sama memiliki kecenderungan menginginkan intervensi negara dalam ekonomi. Pada posisi pro-peran individu, kedua tokoh ini memiliki pendukung yang lemah," tutur dia.

Dari studi ini, Saiful memandang kekhawatiran tentang ancaman polarisasi tidak memiliki dasar yang kuat. Meski masih ada kurang lebih satu tahun menuju pemilihan umum, Saiful meyakini masyarakat tidak bisa berubah secara drastis dalam waktu yang singkat.

Menurutnya, isu atau kekhawatiran tentang polarisasi cenderung lebih banyak dibesar-besarkan oleh sekelompok orang tertentu.

“Siapa pun yang maju di antara tiga nama yang paling kompetitif sekarang (Ganjar, Prabowo, atau Anies), tidak punya masalah dengan polarisasi,” ujar dia menegaskan.

Berita Lainnya
×
tekid