sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

3 arahan presiden untuk Kadin, ada apa saja?

Presiden mengarahkan Kadin di setiap provinsi untuk membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bisa masuk ke dalam ekosistem digital.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Selasa, 23 Agst 2022 11:45 WIB
3 arahan presiden untuk Kadin, ada apa saja?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan, jumlah negara yang ekonominya terancam ambruk terus bertambah, dari semula sembilan bertambah menjadi 66 negara, akibat dampak dari ketidakpastian ekonomi global.

“Inilah situasi yang sangat-sangat sulit kita hadapi. Bertubi-tubi. Dari krisis kesehatan, masuk lagi krisis pangan, masuk ke krisis energi, dan masuk lagi ke krisis keuangan. Untuk krisis pangan saja sangat mengerikan,” jelas Presiden Joko Widodo dalam paparannya di acara Pengarahan Presiden RI Kepada Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Provinsi se-Indonesia, Jakarta Timur, Selasa (23/8).

Salah satu bukti adanya krisis pangan menurut Jokowi adalah, sebanyak 207 juta ton gandum tertahan tidak bisa di ekspor karena masih berlanjutnya perang antara Rusia dan Ukraina. Hal ini menyebabkan negara pengimpor gandum terancam krisis pangan hebat.

“77 juta ton gandum di Ukraina, 130 juta ton di Rusia. Ini tertahan gak bisa keluar. Sedangkan kita saja konsumsi beras 31 juta ton per tahun. Coba bayangkan negara-negara yang mengimpor gandum seperti Afrika, sekarang dalam kondisi yang sangat sulit,” tegas Jokowi.

Krisis pangan pangan dunia yang pernah terjadi di 2008 disebutkan oleh presiden, telah membuat indeks harga pangan berada di level 131,2, kemudian di 2012 naik menjadi 132,4. Ia kemudian menambahkan kondisi krisis pangan saat ini semakin membuat food price index bertambah.

“Sekarang food price index sudah di 140,9. Mengerikan. Awal dulu hanya ada enam negara yang membatasi ekspor pangan, sekarang jadi 23 negara. Semua menyelamatkan negara masing-masing dan memang harus begitu,” ujarnya.

Melihat tingginya krisis pangan di dunia, Jokowi pun menjelaskan di hadapan seluruh Kadin provinsi yang hadir, bahwa momen ini harus dijadikan peluang bagi Indonesia dalam meningkatkan produksi pangan.

Ia menyebutkan ada tiga hal yang bisa dilakukan Kadin saat ini untuk menggenjot perekonomian dalam negeri, pertama adalah ikut terlibat dalam peningkatan produksi beras sehingga mampu menyuplai ekspor.

Sponsored

“Sebagai contoh, kemarin China minta beras 2,5 juta ton. Arab Saudi misal minta 100.000 ton beras, saat ini kita belum berani. Jadi stok dulu, tetapi di situ Kadin harus terjun supaya hasil produksi melimpah dan bisa ekspor dengan harga yang baik,” imbuh Jokowi.

Kedua, Jokowi mengimbau agar Kadin turut terlibat dalam program substitusi impor dengan salah satu cara yaitu, penanaman sorgum dan jagung. Diketahui sorgum mampu menggantikan impor gandum Indonesia yang mencapai 11 juta ton. Sorgum sendiri bisa tumbuh subur di wilayah Nusa Tenggara Timur.

“Permintaan untuk jagung ini sangat banyak baik ekspor maupun impor. Ini bisa jadi peluang, coba Kadin kalau kerja jangan tradisional. Mekanisasi, konsorsium bareng-bareng, bikin 100.000 hektare dengan alat modern, pemupukan pakai drone, ini baru Kadin,” ujarnya.

Ketiga, presiden juga mendorong Kadin untuk mendukung program hilirisasi industri yang saat ini tengah digencarkan pemerintah, sehingga Indonesia tak lagi mengekspor raw material.

Lebih lanjut, presiden mengarahkan Kadin di setiap provinsi untuk membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bisa masuk ke dalam ekosistem digital yang saat ini dari 64 juta UMKM, baru tercatat 19 juta yang terdigitalisasi. Tak hanya itu, produk UMKM juga didorong untuk masuk ke e-katalog, sehingga anggaran belanja pemerintah bisa terserap oleh produk dalam negeri.

“Kan lucu sekali kalau uang APBN yang kita kumpulkan dari pajak, PNBP, royalti, kemudian keluar sebagai belanja pemerintah yang dibeli barang impor. Waduh, bodoh banget kita kalau terus-terusan begitu,” pungkas presiden yang disambut gelak tawa dan tepuk tangan hadirin dalam pertemuan tersebut.

Berita Lainnya
×
tekid