sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BI: Indonesia harus waspadai 3 ancaman ekonomi global

Bank Indonesia menyebut perlambatan ekonomi dunia dan perang dagang yang terjadi bisa berdampak pada perekonomian nasional.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Selasa, 29 Okt 2019 12:27 WIB
BI: Indonesia harus waspadai 3 ancaman ekonomi global

Bank Indonesia menyatakan pemerintah harus mengantisipasi tiga tantangan ekonomi yang terjadi akibat dari memburuknya perekonomian global yang dipantik oleh perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menguraikan tiga tantangan itu, pertama, kecenderungan pertumbuhan ekonomi yang melambat. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia hingga akhir tahun hanya tumbuh 3%.

"Tapi kalau perang dagang berlanjut tahun depan bisa saja lebih rendah dari 3,1%. Bisa 2,9% tergantung kelanjutan perang dagang," kata Perry di Jakarta, Selasa (29/10). 

Menurut Perry, dampaknya bukan hanya ekonomi dunia melambat, tapi juga sumber pertumbuhan dari perdagangan internasional dan harga komoditas juga ikut terdampak dan tidak menguntungkan bagi berbagai negara, termasuk Indonesia.

"Karena itu kami harapkan dan menantikan kesepakatan yang sedang berlangsung antara AS dan China mengenai perang dagang," ujarnya.

Kedua, perubahan keijakan bank sentral di berbagai negara untuk memangkas suku bunga dan menjaganya tetap rendah untuk menambah likuiditas. Hal ini menyebabkan nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah menjadi relatif tinggi.

"Karena banyak negara melakukan injeksi likuiditas pada saat yang sama sejumlah risiko masih tinggi. Karenanya kita harus memperkuat stabilitas dan pertahanan ekonomi kita baik dari makro maupun sistem keuangan," ucapnya.

Ketiga, semakin maraknya ekonomi dan keuangan digital. Perry menyebut kehadiran teknologi finansial (fintech) memberi tantangan karena perlahan-lahan membuktikan bahwa layanan jasa keuangan yang dulunya dilakukan oleh perbankan kini dapat dijalankan oleh fintech.

Sponsored

Untuk itu, kata Perry, ke depan pemerintah harus memikirkan strategi pemanfaatan keuangan digital tersebut untuk menciptakan ekonomi yang inklusif dan dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

"Bagaimana memanfaatkan ekonomi keuangan digital bisa mendorong pengembangan UMKM dan berbagai klaster ekonomi sehingga jadi sumber pertumbuhan ekonomi," tuturnya.

Dia pun menambahkan, pemanfaatan ekonomi digital harus diiringi dengan penguatan manajemen risiko agar memberi kepercayaan dan perlindungan kepada konsumen, serta mengantisipasi berjalannya praktik pencucian uang, dan lebih jauh termasuk mengantisipasi risiko siber.

Berita Lainnya
×
tekid