BPS: Surplus neraca perdagangan 2021 tertinggi dalam 5 tahun
Nilai ekspor Indonesia mencapai US$231,54 miliar, naik 41,88% di bandingkan 2020.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan Indonesia pada 2021 mengalami surplus sebesar US$35,34 miliar. Capaian surplus ini tertinggi selama lima tahun terakhir.
Kepala BPS Margo Yuwono memaparkan, sepanjang 2021, nilai ekspor Indonesia mencapai US$231,54 miliar, naik 41,88% di bandingkan 2020 yang sebesar US$163,19 miliar.
“Sedangkan untuk total impor mencapai US$196,20 miliar, meningkat 38,59% dibandingkan 2020 yang sebesar US$141,57 miliar. Surplus neraca perdagangan Indonesia pada 2021 sebesar US$35,34 miliar. Ini merupakan surplus tertinggi selama lima tahun terakhir," kata Kepala BPS Margo yuwono dalam konferensi pers neraca dagang Desember 2021 secara online, Senin (17/1).
Khusus untuk Desember 2021, nilai ekspornya mencapai US$22,38 miliar, turun 2,04% dibanding ekspor November 2021 yang sebesar US$ 22,84 miliar (month-to-month/mtm). Sedangkan jika dibandingkan dengan Desember 2020 yang sebesar US$16,54 miliar, terjadi peningkatan yang tinggi sebesar 35,30% (year-on-year/yoy).
Sementara itu untuk nilai impor Indonesia Desember 2021 mencapai US$21,36 miliar, naik 10,51% dibandingkan November 2021 atau naik 47,93% dibandingkan Desember 2020 yang sebesar US$14,44 miliar mengalami kenaikan 47,93%. Sehingga pada Desember 2021 kembali terjadi surplus US$ 1,02 miliar.
“Jadi surplus di Desember 2021 ini merupakan surplus selama 20 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” kata Margo Yuwono.
Surplus yang diperoleh pada Desember dari transaksi perdagangan sektor nonmigas sebenarnya lebih tinggi, yakni US$3,30 miliar, namun tereduksi oleh defisit perdagangan sektor migas US$2,28 miliar.
Selama Januari-Desember 2021, meskipun sektor migas mengalami defisit US$13,25 miliar,
namun masih terjadi surplus pada sektor nonmigas US$48,59 miliar, sehingga secara total
mengalami surplus US$35,34 miliar.