sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IHSG dan rupiah kompak melejit

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah kompak ditutup menguat disokong data ekonomi domestik yang positif.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Kamis, 07 Feb 2019 03:57 WIB
IHSG dan rupiah kompak melejit

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah kompak ditutup menguat disokong data ekonomi domestik yang positif.

IHSG ditutup menguat 66,42 poin atau 1,02% ke level 6.547 di akhir perdagangan Rabu (6/2). Sebanyak 260 saham naik, 175 saham turun dan 119 stagnan.

Seluruh sektor kompak menghijau. Sektor-sektor dengan penguatan terbesar adalah sektor infrastruktur yang naik 2,89%, sektor konstruksi yang naik 1,84% dan sektor industri dasar yang naik 1,44%.

Sementara itu, total transaksi di bursa mencapai 13,93 miliar saham dengan total nilai Rp10,18 triliun. Investor asing mencatatkan pembelian bersih Rp138,55 miliar di seluruh pasar.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan, penguatan IHSG ini seiring dengan pengumuman laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2018 sebesar 5,17% oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

"Pergerakan dipengaruhi optimisme investor setelah rilis data GDP kuartal IV 2018 yang tercatat di level 5,18% lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya di level 5,17%," ujar Dennies dalam riset hariannya, Rabu (6/2).

Tak hanya IHSG, pergerakan rupiah pun turut menguat. Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah tercatat menguat 0,3% atau naik 41,5 poin menjadi Rp13.920 per dollar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (6/2). Posisi rupiah sebelumnya tercatat Rp13.961 per dollar pada Senin (4/2).

Pada hari ini rupiah dibuka pada Rp13.945 per dollar AS. Sementara, sepanjang hari ini rupiah berada pada kisaran Rp13.895 - Rp13.950.

Sponsored

Sejak awal tahun, rupiah menunjukkan keperkasaannya ketimbang mata uang negara-negara emerging market lainnya. Hal ini seiring ekspektasi pasar yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Sebelumnya, Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memproyeksikan rupiah bergerak menguat di rentang Rp13.850-Rp13.950 dalam pekan ini.

Rilis data PDB sebesar 5,17% masih menjadi penopang menguatnya rupiah maupun IHSG. Pasalnya angka PDB tersebut cukup baik dalam empat tahun terakhir. 

Kinerja investasi juga masih tumbuh positif. Investasi atau PMTB (Penanaman Modal Tetap Bruto) tumbuh lebih baik yakni 6,67% di tahun 2018, dibandingkan tahun sebelumnya tumbuh 6,15%.

"Di saat investasi asingnya atau PMA menahan diri, PMDN atau investasi domestik performanya masih cukup baik. Ini disebabkan karena gencarnya investasi dibidang infrastruktur oleh BUMN karya," kata Bhima saat dihubungi Alinea.id.

Pertumbuhan 2018 juga dipengaruhi kebijakan anggaran yang populis. Naiknya bansos PKH, subsidi energi, dan dana desa turut menyumbang pertumbuhan belanja pemerintah yang tercatat 4,8% naik dua kali lipat dibanding 2017 sebesar 2,14%. 

"Kinerja pertumbuhan ini yang membuat investor cukup tertarik masuk ke Indonesia. Dari sisi eksternal pengaruh ditahannya Fed Rate masih untungkan Indonesia. Selanjutnya, yang perlu dicermati adalah kelanjutan perang dagang antara AS-China belum menemukan titik terang," pungkasnya.

Berita Lainnya
×
tekid