sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Indonesia dan 3 negara ASEAN sepakat perkuat mata uang lokal

Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand sepakati penggunaan mata uang lokal untuk perdagangan.

Soraya Novika
Soraya Novika Jumat, 05 Apr 2019 13:52 WIB
Indonesia dan 3 negara ASEAN sepakat perkuat mata uang lokal

Bank Indonesia bersama tiga bank sentral di ASEAN Bank Negara Malaysia, Bangko Sentral ng Pilipinas, dan Bank of Thailand menyepakati tiga perjanjian (letter of intent/LOI) tentang penggunaan mata uang lokal (Local Currency Settlement/LCS).

Kesepakatan tersebut ditandatangani di tengah rangkaian pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral se-ASEAN di Chiang Rai, Thailand, Jumat (5/4).

Ketiga LOI berisi kepentingan bersama dalam menjajaki kemungkinan pembentukan LCS framework di antara keempat negara. 

"LCS framework tersebut diharapkan dapat memfasilitasi kegiatan ekonomi dan keuangan antara Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand secara lebih efisien,” ujar Perry dalam keterangan tertulis yang diterima Alinea.id, Jumat (5/4).
 
Selain itu, Bank Indonesia dan Bank of Thailand juga sepakat untuk mengeksplorasi kemungkinan perluasan cakupan LCS framework yang telah berjalan saat ini.

Komitmen tersebut juga menjadi satu rangkaian dengan penandatanganan dua Nota Kesepahaman antara Bank Indonesia-Bank Negara Malaysia dan Bank Indonesia-Bank of Thailand untuk mendorong penyelesaian transaksi perdagangan bilateral menggunakan mata uang lokal masing-masing negara pada tahun 2016. 

Sejak saat itu, terjadi peningkatan penggunaan mata uang lokal untuk transaksi perdagangan bilateral, seiring dengan penurunan marjin kurs valuta asing. 

Total transaksi perdagangan melalui LCS terus menunjukkan peningkatan. Pada kuartal I-2019, total transaksi perdagangan melalui LCS menggunakan Baht (THB) mencapai US$13 juta (setara Rp185 miliar), meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar US$7 juta (setara Rp96 miliar). 

Sementara transaksi LCS menggunakan Ringgit (MYR) mencapai US$70 juta (setara Rp1 triliun), meningkat tajam dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar US$6 juta (setara Rp83 miliar).

Sponsored

Perry mengatakan kerja sama ini akan memberikan manfaat bagi pelaku usaha melalui pengurangan biaya transaksi dan peningkatan efisiensi dalam penyelesaian perdagangan. 

Selain itu, hal tersebut juga akan memberikan lebih banyak opsi bagi pelaku usaha dalam memilih mata uang untuk penyelesaian transaksi perdagangan. Sehingga mengurangi risiko nilai tukar, terutama di tengah kondisi pasar keuangan global yang saat ini masih bergejolak (volatile).

Kerangka kerja sama di antara empat negara ini akan mendorong penggunaan mata uang lokal lebih luas lagi dalam masyarakat ekonomi ASEAN dan mendorong perkembangan lebih lanjut pasar valuta asing dan pasar keuangan di kawasan dalam mendukung integrasi ekonomi dan keuangan yang lebih luas.

Berita Lainnya
×
tekid