sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kalbe Farma tambah stok bahan baku antisipasi coronavirus

Kalbe Farma menyiapkan belanja modal sebesar Rp1 triliun tahun ini.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 26 Feb 2020 18:04 WIB
Kalbe Farma tambah stok bahan baku antisipasi coronavirus

PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menyiapkan inventori atau stok bahan baku untuk mengantisipasi dampak coronavirus. Inventori ini merupakan salah satu upaya mitigasi risiko Kalbe Farma apabila coronavirus berlangsung lebih dari enam bulan.

Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan dalam jangka pendek ini coronavirus belum begitu berdampak ke kinerja Kalbe Farma.

"Kami sekarang menginvetaris dampak, seperti bahan baku apa yang perlu ditambah persediannya. Kan kita enggak tau nih, pasti kita berharap jangka pendek," kata Vidjongtius ditemui di Jakarta, Rabu (26/2).

Vidjongtius mengatakan Kalbe Farma saat ini tengah berancang-ancang menambah persediaan untuk bahan baku yang kemungkinan terkena dampak. Saat ini, perusahaannya masih terus membeli bahan baku yang berasal dari China, India, Jepang dan Eropa, harus kita beli.

Sehingga, apabila coronavirus terjadi berkepanjangan, emiten berkode KLBF ini masih memiliki stok bahan baku. Vidjongtius mengatakan pembelian ini pun tak menjadi beban bagi perseroan karena hanya menggunakan dana belanja modal (capital expenditure/capex).

"Kalau disuruh memilih, lebih baik inventori kami naik daripada tidak berproduksi. Inventori naik, kami tak rugi karena dibeli menggunakan modal kerja," tutur dia.

Adapun pada tahun ini, Vidjongtius mengatakan, Kalbe Farma menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1 triliun.

Capex tersebut akan digunakan untuk investasi pabrik Kalbe Farma yang ada di Cikarang, Jawa Barat dan penyelesaian pabrik di Pulo Gadung, Jakarta.

Sponsored

"Yang akan selesai tahun ini dua pabrik, terus dua gudang di lokasi Cikarang dan satu pabrik di Pulo Gadung," ujar Vidjongtius.

Kalbe Farma pun menargetkan pendapatan mereka bisa tumbuh 6%-8% tahun 2020 ini. Pertumbuhan ini diperkirakan datang dari obat resep, produk konsumer, dan nurtrisi. Sementara untuk laba bersih, KLBF menargetkan bisa tumbuh sama dengan level pertumbuhan ekonomi, 5%-6%.

Sedangkan untuk rencana peluncuran produk baru, Vidjongtius mengatakan Kalbe Farma akan lebih selektif karena proses Research and Development (R&D) membutuhkan waktu.

"Kami fokus di research dulu. Mungkin tahun depan baru muncul produk baru," tutur dia.

Adapun nilai investasi research Kalbe Farma, kata Vidjongtius, berkisar antara Rp100 miliar-Rp200 miliar. Sementara total investasi perseroan di R&D sejumlah Rp300 miliar. 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid