sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menimbang investasi terbaik bagi generasi muda

Dengan bonus demografi yang besar, Indonesia akan menjadi sasaran investasi para investor asing maupun domestik.

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Selasa, 18 Des 2018 20:59 WIB
Menimbang investasi terbaik bagi generasi muda

Pasar modal di Indonesia disebut menarik, karena memiliki potensi perkembangan yang sangat signifikan. Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Friderica Widyasari Dewi menjelaskan, nilai investasi di pasar modal Indonesia mencapai Rp6.500 triliun. Porsi Rp4.000 triliun dikelola KSEI.

Menurutnya, pasar modal di Indonesia berkembang sangat pesat. Hal itu tak terlepas dari potensi pasar yang sangat besar. Dalam ranah global, Indonesia disebut akan menjadi negara yang kuat pada 2030-2040.

Belum ditambah dengan bonus demografi yang besar, Indonesia akan menjadi sasaran investasi para investor asing maupun domestik. Lima tahun ke belakang, investor asing mencapai 75%.

Meski saat ini persentasenya menurun, Friderica mengungkapkan, hal itu bukan disebabkan mereka “lari” dari Indonesia. Penyebabnya justru jumlah investor dalam negeri yang naik signifikan dalam beberapa tahun belakangan.

“Pasar modal di Indonesia sangat menarik. Untuk itu, jangan sampai investor dari dalam negeri sendiri melewatkan kesempatan berinvestasi di sini,” kata Friderica dalam acara Alinea Live bertajuk “Investasi? Siapa Takut!” di Kantor PT KSEI, Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (17/12).

Pasar saham

Bicara soal pasar saham, Friderica mengatakan, kita harus mengubah pandangan masyarakat yang menganggap pasar saham adalah investasi yang mahal. Regulator harus memberikan edukasi kepada masyarakat, agar tak ragu berinvestasi.

KSEI merupakan salah satu self-regulatory organization (SRO), bersama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). Friderica mengatakan, regulator termasuk KSEI, sudah melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan investasi di pasar modal.

Sponsored

“Sekarang sudah banyak terobosan supaya investasi (pasar saham) ini terjangkau. Misalnya, dilakukan perubahan aturan minimum pembelian saham dari Rp20 juta, sekarang dengan hanya Rp100.000 sudah bisa investasi,” kata dia.

Seorang pria beraktivitas di dekat layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (6/12). /Antara Foto

Friderica berkisah, pada 2000 KSEI bersama SRO lainnya menerapkan transaksi perdagangan dan penyelesaian efek tanpa warkat (scripless trading) di Pasar Modal Indonesia. Penerapan tersebut didukung sistem utama KSEI, yaitu The Central Depository and Book Entry Settlement System (C-BEST).

Selanjutnya, pada 2012 KSEI mewajibkan kepemilikan single investor identification (SID). SID menjadi nomor identitas tunggal bagi investor. Selain itu, SID dapat memberikan kemudahan pada proses identifikasi investor, sekaligus landasan berbagai pengembangan pasar modal lainnya. Termasuk fasilitas Acuan Kepemilikan Sekuritas (AKSes).

“Hingga saat ini sudah ada 1,6 juta investor di pasar modal Indonesia. Kami memastikan, seluruhnya merupakan pemilik akun SID yang aktif. Jadi, yang sudah lama nonaktif langsung dihapus,” kata dia.

Pada 2016, KSEI mulai mengimplementasikan sistem pengelolaan investasi terpadu (S-INVEST), sehingga Pasar Modal Indonesia memiliki platform yang terintegrasi untuk industri pengelolaan investasi.

Terakhir, KSEI melakukan pengembangan berkelanjutan atas sistem C-BEST melalui generasi baru C-BEST Next Generation (Next-G) pada 8 Agustus 2018. Program ini lahir karena melihat perkembangan transaksi di pasar modal Indonesia yang sudah sangat cepat, serta perkembangan sistem dan teknologi yang sudah semakin maju.

“Peluncuran C-BEST Next-G merupakan upaya KSEI dalam mendukung perkembangan pasar modal Indonesia, terutama dari sisi peningkatan jumlah investor dan peningkatan jumlah penyelesaian transaksi,” katanya.

Berita Lainnya
×
tekid