sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menkeu sebut ekonomi Indonesia tunjukkan kinerja positif

Di sisi lain, Menkeu juga meminta tetap adanya langkah antisipasi pelemahan ekonomi.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Selasa, 27 Sep 2022 09:19 WIB
Menkeu sebut ekonomi Indonesia tunjukkan kinerja positif

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, menyatakan Indonesia memerlukan sejumlah langkah antisipasi untuk menghadapi kemungkinan terjadinya pelemahan kinerja perekonomian. Hal itu lantaran adanya dampak kenaikan inflasi dan suku bunga. 

Di sisi lain, menurutnya, saat ini kegiatan ekonomi Indonesia sudah mulai menunjukkan kinerja yang positif, terlihat dari membaiknya mobilitas masyarakat.

“Mobilitas masyarakat saat ini levelnya sudah berada di atas level saat pandemi,” ujar Srimul saat Konferensi Pers APBN KITA, Senin (26/9).

Srimul menyebutkan, adanya perbaikan kinerja ekonomi Indonesia tak terlepas dari dukungan berbagai sektor, salah satunya sektor ekspor yang cukup impresif, yaitu berhasil mencatatkan surplus pada neraca perdagangan mencapai US$5,76 miliar hingga bulan Agustus 2022.

“Sekali lagi, ekspor membukukan kenaikan yang cukup impresif. Kita lihat di bulan Agustus bahkan mencapai US$27,9 miliar. Ini tertinggi dalam sejarah kita,” tuturnya.

Lebih lanjut, pada sisi penjualan ritel Indonesia juga mencatatkan pertumbuhan yang cukup kuat, yaitu 5,4%; indeks PMI ekspansif di angka 51,7; pertumbuhan konsumsi listrik hingga 24,1%; pertumbuhan sektor industri 11,2%; pertumbuhan kapasitas produksi manufaktur dan pertambangan; serta Mandiri Spending Indeks yang menunjukkan level optimis.

Berdasarkan data tersebut di atas, Srimul menyampaikan bahwa sejumlah lembaga internasional pun memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir 2022 akan berada di level 5,1% hingga 5,4%.

“IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi kita di tahun ini mencapai 5,3%, lalu Bank Dunia memprediksi 5,1%, ADB memprediksi tumbuh hingga 5,4%, dan Bloomberg konsensus forecast di 5,2%,” tutur Srimul.

Sponsored

Sedangkan prediksi untuk pertumbuhan ekonomi di tahun depan, Srimul menyampaikan, relative masih stabil. Pada 2023, IMF memprediksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh di 5,2%, Bank Dunia memprediksi 5,3%, ADB memprediksi di 5,0%, dan Bloomberg consensus forecast di 5,0%.

“Ini menggambarkan bahwa confidence dan juga kinerja perekonomian Indonesia dianggap cukup resilience terhadap kemungkinan terjadinya pelemahan ekonomi global. Ini tentu sesuatu yang positif tapi perlu kita jaga,” katanya.

Menurut Srimul, capaian yang telah disebut di atas tidak terlepas dari kinerja positif Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai pondasi utama dalam mengantisipasi ketidakpastian perekonomian global, serta dampak inflasi.

“Kondisi inilah yang akan terus kita monitor dan tentu kita kelola untuk tidak berimbas terlalu besar pada perekonomian dalam negeri dan juga pada kinerja dari APBN kita. APBN akan terus bekerja sangat untuk melindungi masyarakat dan perekonomian, serta melindungi APBN itu sendiri dari guncangan yang terjadi akibat gejolak di pasar keuangan global, pasar komoditi, dan geopolitik,” tuturnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid