sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemerintah akan kembangkan angkutan umum berbasis rel di 6 kota

Setidaknya dibutuhkan sekitar Rp180 triliun untuk mewujudkan itu. 

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Selasa, 23 Apr 2019 17:07 WIB
Pemerintah akan kembangkan angkutan umum berbasis rel di 6 kota

Pemerintah berencana mengembangkan sistem angkutan umum massal berbasis rel di enam kota metropolitan, yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang dan Makassar. Setidaknya dibutuhkan sekitar Rp180 triliun untuk mewujudkan itu. 

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, persentase penggunaan angkutan umum di Indonesia masih berkisar 5%-25%. Bandingkan dengan di Hong Kong yang telah mencapai 90%, Seoul 70%, dan Tokyo 50%. 

"Dalam Rancangan Teknokratik RPJMN 2020-2024, indikasi kebutuhan pembiayaan pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis rel di enam kota metropolitan, sekitar Rp180 Triliun," ujar Bambang dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/4). 

Selain itu, akan dibentuk kelembagaan otoritas transportasi perkotaan untuk pembangunan angkutan umum massal perkotaan. Sehingga rencana pembangunan angkutan umum massal bisa diimplementasikan. 

Dalam rancangan teknokratik RPJMN 2020-2024, kebijakan pengembangan angkutan umum massal perkotaan Indonesia, meliputi angkutan berbasis jalan dan rel, penerapan Transit Oriented Development (TOD), pengembangan skema dukungan pemerintah pusat bagi pemerintah daerah untuk penyediaan angkutan umum massal perkotaan, serta pengembangan kelembagaan badan atau otoritas transportasi perkotaan. 

"Skema dukungan pemerintah pusat untuk penyediaan angkutan umum massal perkotaan sedang disusun," kata Bambang melanjutkan. 

Selain itu, pihaknya telah belajar melakukan pengembangan angkutan masal dari Badan usaha Metropolitan Transportation Authority (MTA) milik Amerika Serikat. 

Pemerintah negara bagian dan kota New York di Amerika Serikat mengelola integrasi pendapatan dari sektor transportasi, baik dari tiket maupun non-tiket, serta cara beberapa kota yang berbeda dalam satu kawasan metropolitan di New York dapat membiayai angkutan umum terintegrasi yang melayani lintas wilayah.

Sponsored

MTA didirikan karena sebelumnya angkutan umum massal di New York mengalami degradasi pelayanan, sehingga sharenya rendah dan tidak berkontribusi terhadap kinerja lalu lintas. Di sisi lain, pengelolaan tol dan tunnel dapat beroleh keuntungan yang signifikan. 

"Pada akhirnya, Pemerintah Federal kemudian membentuk MTA New York untuk mengelola beberapa pelayanan sektor transportasi yang dimiliki beberapa kota berbeda untuk mengintegrasikan dan meningkatkan pelayanan angkutan umum massal," ungkap Bambang. 

 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid