sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Penyelesaian DDT Manggarai – Cikarang bisa lebih cepat

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengupayakan agar pembangunan jalur kereta api DDT Manggarai-Cikarang selesai pada 2020

Cantika Adinda
Cantika Adinda Jumat, 02 Mar 2018 16:17 WIB
Penyelesaian DDT Manggarai – Cikarang bisa lebih cepat

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengupayakan agar pembangunan jalur kereta api dwiganda atau double-double track (DDT) Manggarai-Cikarang dapat selesai pada 2020. Jika benar teralisasi, berarti proyek tersebut selesai dua tahun lebih cepat dari yang direncanakan.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan telah meminta kepada Dirjen Perkeretaapian Kemenhub untuk mengintensifikasikan pelaksanaan proyek agar penyelesaiannya lebih cepat dari yang direncanakan.
"Kalau menunggu 2022, maka kapasitas dari perjalanan menjadi minimal. Jadi saya minta kepada dirjen untuk mempercepat proyek ini menjadi 2020," jelas Budi Karya Sumadi di Jakarta, Jum'at (2/3).

Untuk mempercepat target tersebut, telah ada kerjasama dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang untuk proses pembebasan tanah warga. Sekaligus berkoordinasi dengan PT KAI Commuter Indonesia (KCI) untuk pengaturan masa jeda antar kereta (windows time). 

Windows time memang harus lebih lama agar proses konstruksi DDT bisa lebih cepat. Pada saat ini windows time antar kereta sekitar 1  - 2 jam. kedepannya paling tidak menjadi 4 jam. ‎kalaupun ada kereta barang yang terlambat dari jadwal yang disepakati, harus konsisten dengan tidak membolehkan masuk. 

Pembangunan proyek DDT Manggarai-Cikarang sudah dimulai sejak 2013. Proyek ini dikerjakan sepanjang 30 kilometer mulai dari Stasiun Manggarai melewati Stasiun Jatinegara, Bekasi, Cibitung, dan stasiun akhir Cikarang. 

Pengerjaan proyek ini terdiri dari tiga paket, yakni paket A, B1, B21. Pengerjaan paket A dimulai dari Manggarai-Jatinegara dengan kisaran biaya Rp 2,4 triliun-Rp 2,5 triliun. Dananya dari penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara melalui APBN .

Pengerjaan paket B1 mulai dari Bekasi-Cikarang, sekitar Rp 2,6 triliun-Rp 3 triliun. Dananya berasal pinjaman luar negeri tadi dari Jepang. 

Sementara untuk Paket B21 Jatinegara-Bekasi nilainya Rp 1 triliun yang dibiayai oleh APBN.
 

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid