sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sektor pariwisata Bali masih akan terkontraksi, wisatawan domestik jadi tumpuan

Perekonomian Bali masih dalam tekanan berat akibat pandemi Covid-19.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Selasa, 22 Jun 2021 07:12 WIB
Sektor pariwisata Bali masih akan terkontraksi, wisatawan domestik jadi tumpuan

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada 2020 terendah secara nasional dengan kontraksi sebesar 9,31% (yoy) lantaran terdampak pandemi Covid-19.

Bali yang menggantungkan perekonomiannya dari sektor pariwisata mengalami hantaman keras setelah pengetatan dan pembatasan mobilitas orang diberlakukan di dalam negeri, sehingga wisatawan mancanegara maupun domestik terganggu.

Berdasarkan laporan dari Bank Indonesia (BI) bertajuk "Perkembangan dan Outlook Perekonomian Bali" edisi Mei 2021 terlihat bahwa perekonomian Bali masih mengalami tekanan yang berat.

Pada kuartal I-2021 mayoritas lapangan usaha masih menunjukkan pertumbuhan negatif secara kuartalan atau quartal to quartal (qtq). Misalnya, sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan masih minus 5,81%; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib minus 15,87%; dan Jasa Pendidikan minus 12,32%.

Sehingga, produk domestik regional bruto (PDRB) Bali pada kuartal I-2021 masih mengalami kontraksi 5,24%. Meski lebih baik dibandingkan dengan PDRB di periode yang sama tahun lalu dengan minus 7,72%.

Pada kuartal I-2021 seluruh komponen permintaan dalam perekonomian Bali mengalami kontraksi. Hal ini dipicu oleh penurunan konsumsi rumah tangga yang terkontraksi 3,73%. Di sisi lain konsumsi pemerintah juga mengalami kontraksi hingga 21,04%.

Sementara itu, dari sisi investasi pada kuartal I-2021 mulai terlihat perbaikan dengan kontraksi yang lebih kecil yaitu 8,33% (qtq) dibandingkan kuartal sebelumnya yang kontraksinya mencapai 12,98%. Pemicunya, berlanjutnya pengerjaan proyek infrastruktur dan perhotelan.

Sedangkan, dari sisi ekspor dan impor masih terkendala mobilitas, di mana ekspor terkontraksi 91,15% dan impor berkontraksi 91,54%. Adapun, dari indikator pariwisata terlihat bahwa sektor pariwisata masih akan terkontraksi pada kuartal I-2021. Wisman tercatat mengalami kontraksi 99% (yoy). Sementara TPKH Hotel Berbintang tercatat hanya 11,15 atau lebih rendah dari kuartal IV-2021 yang sebesar 12,62

Jika dilihat dari pintu kedatangan di bandara internasional Ngurah Rai, Bali, terjadi penurunan pertumbuhan hingga 99,97% untuk wisman hingga 23 April 2021. Di mana hanya terdapat 348 kunjungan, hal ini jauh lebih rendah dari periode yang sama 2020 dengan 1,21 juta kunjungan.

Sementara kunjungan domestik ternyata mengalami hal yang sama, di mana pertumbuhan wisata domestik minus 57,97% dengan kunjungan sebesar 417.000 orang hingga 23 April 2021, berbanding 993.000 kunjungan di 23 April 2020.

Sponsored

Pandemi Covid-19 menyebabkan terpuruknya sektor pariwisata yang berimbas pada peningkatan pengangguran dari 1,5% di Agustus 2019, menjadi 4,94% di Februari 2020 dan melonjak 7,07% di September 2020. Namun, upaya pemulihan dan penyesuaian telah menyebabkan pengangguran menurun menjadi 6,26% di Februari 2021.

Kendati demikian, tampaknya percepatan proses vaksinasi dan konsistensi kebijakan pemerintah masih akan menjadi game changer pemulihan sektor pariwisata dan perekonomian di Provinsi Bali.

Di tengah penurunan kunjungan wisman ke Bali yang signifikan, pasar wisatawan Indonesia dapat menggantikan wisman yang masuk ke Bali. Menurut hasil simulasi, 75% outbound tourist setara dengan 91% devisa Bali tahun 2019 dan berpotensi meningkatkan TPKH hingga 23%.

"Pemerintah dan Pelaku usaha telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong pasar domestik," tulis laporan tersebut seperti dikutip Alinea.id, Selasa (22/6).

Sementara itu, dalam rangka mendukung implementasi rencana penetapan Bali sebagai pilot project Zona Hijau Pariwisata, Pemerintah Provinsi Bali menetapkan target vaksinasi penduduk di 4 kabupaten/kota.

Hingga 23 April 2021 realisasi vaksinasi di Ubud, Gianyar telah mencapai 105% dengan sasaran 45.417 jiwa; Sanur 102% dengan sasaran 33.225 jiwa; dan Nusa Dua 91% dengan sasaran 87.715 jiwa. Sehingga total 166.357 jiwa atau 96,8%.

Berita Lainnya
×
tekid