sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sri Mulyani mulai mewaspadai dampak kenaikan harga komoditas global

Bagi Indonesia sendiri, kenaikan harga komoditas ini sebetulnya menguntungkan karena Indonesia banyak mengekspor komoditas.

 Hasbie Ibnu Harris
Hasbie Ibnu Harris Senin, 30 Mei 2022 17:29 WIB
Sri Mulyani mulai mewaspadai dampak kenaikan harga komoditas global

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan adanya risiko global yang harus diwaspadai di tengah pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung, terutama dalam bentuk kenaikan harga-harga komoditas yang meningkat sangat cepat dan ekstrem.

Bagi Indonesia sendiri, kenaikan harga komoditas ini sebetulnya menguntungkan karena Indonesia banyak mengekspor komoditas. Namun di sisi lain, kenaikan harga komoditas yang sangat ekstrem mendorong inflasi yang juga ekstrem di level global, terutama negara-negara maju.

"Kondisi inflasi ekstrem ini kemudian diikuti oleh pengetatan kebijakan moneter, terutama di Amerika Serikat, Eropa dan Inggris. Pengetatan kebijakan moneter artinya suku bunga akan naik dan likuiditas juga akan menjadi lebih ketat,” ujar Sri Mulyani dalam talkshow Neraca Komoditas di acara LNSW Fest 2022, Senin (30/5).

Sri Mulyani menyampaikan, situasi tersebut perlu diwaspadai karena bisa memberi dampak pada upaya pemulihan ekonomi yang tengah berlangsung pascapandemi Covid-19.

Di sisi lain, pemerintah Tiongkok saat ini juga melaksanakan zero cases policy terhadap Covid-19 seiring dengan masih menjalarnya virus corona. Menurut Sri Mulyani, berbagai risiko tersebut harus diantisipasi.

"Termasuk risiko dari konflik Rusia dan Ukraina yang telah menyebabkan disrupsi dari sisi suplai, serta sanksi ekonomi yang menyebabkan harga komoditas terutama energi dan pangan melonjak sangat ekstrem," ucapnya.

Menurutnya, kenaikan harga komoditas energi dan pangan disebabkan oleh tensi geopolitik Rusia-Ukraina yang meningkat. dan biasanya berefek pada tambahan likuiditas di sektor keuangan khususnya bank.

"Biasanya di tahun-tahun ketika harga komoditas tinggi, kita biasanya menikmati transmisinya dari tambahan likuiditas yang terjadi dengan tingginya harga komoditas, itu akan mengalir ke sektor perbankan," ucap dia.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid