sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sri Mulyani tegaskan ekonomi RI stabil di tengah tekanan global

Sri Mulyani menegaskan perekonomian Indonesia saat ini masih stabil menghadapi tekanan ketidakpastian pasar global.

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Rabu, 01 Agst 2018 04:47 WIB
Sri Mulyani tegaskan ekonomi RI stabil di tengah tekanan global

Sri Mulyani menegaskan perekonomian Indonesia saat ini masih stabil menghadapi tekanan ketidakpastian pasar global.

Menteri Keuangan sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KKSK) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan hal itu ditunjukkan oleh tingkat inflasi yang terjaga, likuiditas sistem keuangan yang mencukupi, cadangan devisa yang masih memadai, tingkat defisit APBN yang terkendali dan surplus keseimbangan primer, serta kinerja perbankan yang membaik.

Kondisi ekonomi juga dinilai terjaga, sebagaimana tercermin dari peningkatan pertumbuhan kredit dengan risiko kredit yang terkendali, serta permodalan, dan likuiditas perbankan yang kuat. 

"Meskipun demikian KKSK mencermati adanya tekanan pada nilai tukar dan Surat Berharga Negara (SBN) terutama yang berasal dari ekspetasi lanjutan dari kenaikan Fed Fund Rate, dan sentimen dari perang dagang antara pemerintah Amerika Serikat dan mitra dagang utamanya," jelas Sri Mulyani, Selasa (31/7). 

Untuk itu, Sri Mulyani berharap pada Kuartal II-2018 pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,2%, dengan menjaga daya beli dan investasi. Terlebih, kata dia, kredit gross sudah di atas 10%. Begitu juga dari pasar modal yang mulai membaik.

"Fokus apa yang menjadi potensi pertumbuhan di Indonesia dan kita perbaiki itu saja," kata Sri Mulyani.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, dari sisi moneter, fokus kebijakan BI tetap pada prioritas untuk menjaga stabilitas ekonomi. Khususnya stabilitas nilai tukar rupiah dengan  mengoptimalkan berbagai pilihan-pilihan instrumen yang ada di BI .

Salah satunya, kata dia, adalah dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 5,25% pada Rapat Dewan Gubernur Juni 2018. 

Sponsored

"Pada saat yang sama pelonggaran kebijakan untuk loan to value rasio dilakukan untuk mendorong sektor perumahan. Di samping itu, sejumlah langkah juga kita lakukan baik yang terkait dengan penerapan hukum penerapan GWM averaging 2% atau naik 0,5% dari sebelumnya," terang Perry. 

Selain itu, kata dia, BI terus melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai dengan nilai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar. 

BI juga terus melakukan langkah-langkah stabilisasi itu melalui intervensi ganda, baik di pasar valas maupun pembelian SBN. Dari pasar sekunder, pasar mendapatkan tekanan-tekanan, khususnya dari global, rupiah saat ini tercatat Rp14.420 per dollar Amerika Serikat atau melemah 6% sejak awal tahun (year-to-date/ytd).

"Kalau kita hitung dari 1 Januari sampai dengan tanggal ini, kalau kita bandingkan dengan negara-negara lain, tingkat pelemahan nilai tukar rupiah ini lebih rendah dibandingkan pelemahan mata uang negara-negara berkembang lainnya seperti Filipina, India, Afrika Selatan, Brasil, dan juga Turki," jelas Perry. 

Berita Lainnya
×
tekid