sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Presiden Turki resmikan masjid terbesar di Jerman

Kurang lebih sudah dua tahun hubungan Turki dan Jerman tegang, tepatnya usai kudeta gagal pada tahun 2016.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 01 Okt 2018 19:13 WIB
Presiden Turki resmikan masjid terbesar di Jerman

Ribuan demonstran yang terdiri dari dua kelompok berseberangan turun ke jalan-jalan di kota Cologne saat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meresmikan masjid terbesar di Jerman pada Sabtu (29/9). Hari itu bertepatan dengan berakhirnya kunjungan tiga hari Erdogan di Jerman.

Selama berada di Berlin, Erdogan bertatap muka dua kali dengan Kanselir Angela Merkel. Keduanya dinilai melancarkan pendekatan yang hati-hati, namun tidak menutup perbedaan sikap atas sejumlah isu.

Ketika Merkel menekankan perbedaan sikap mendalam Berlin-Ankara soal hak-hak sipil dan sejumlah isu lainnya, Erdogan menyalahkan Jerman karena disebutnya menyembunyikan teroris.

Sebagian massa yang turun ke jalan-jalan di kota Cologne mengkritik catatan Turki atas HAM, kebebasan pers, dan perlakuan terhadap suku minoritas. 

Salah seorang demonstran mengusung spanduk bertuliskan, "Erdogan tidak diterima."

Sementara itu, ribuan pendukung Erdogan berkumpul di dekat masjid utama Cologne dan polisi membentuk barikade di daerah sekitarnya demi alasan keamanan. Banyak di antara mereka melambai-lambaikan bendera Turki, mengangkat foto Erdogan atau meneriakkan nama sang presiden.

Meski demikian, Wali Kota Cologne Henriette Reker dan Perdana Menteri Negara Armin Laschet menolak menghadiri peresmian masjid. Sikap mereka melanjutkan langkah tidak bersahabat yang dipertontonkan oleh sejumlah politikus oposisi yang melewatkan makan malam yang diselenggarakan Presiden Frank-Walter Steinmeier untuk menjamu Erdogan. Merkel juga abstain dalam makan malam tersebut.

Hubungan antara Turki-Jerman, yang sama-sama merupakan anggota NATO, memburuk setelah Berlin mengkritik tindakan keras Ankara terhadap pihak-pihak yang berseberangan pasca-kudeta gagal 2016. Puluhan ribu orang ditangkap usai peristiwa tersebut.

Sponsored

Ketegangan mereda setelah Turki melepas beberapa warga negara Jerman-Turki profil tinggi tahun ini. Meski demikian, masih ada lima yang tetap mendekam di balik jeruji besi.

Merkel, yang negaranya adalah rumah bagi lebih dari tiga juta etnis Turki, menekankan perlunya dialog lanjutan untuk mengatasi perselisihan antar kedua negara. Namun, dia juga menyoroti kepentingan Jerman pada kondisi Turki yang stabil, yang disebutnya dapat membantu membendung arus pengungsi ke Eropa. (Al Jazeera)

Berita Lainnya
×
tekid