sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

2 anggota Save The Children hilang setelah penyerangan berdarah di Myanmar

Kedua pekerja tersebut sedang melakukan perjalanan ke desa asal mereka untuk liburan akhir tahun ketika mereka terjebak dalam kekerasan.

Fitra Iskandar
Fitra Iskandar Minggu, 26 Des 2021 13:54 WIB
2 anggota Save The Children hilang setelah penyerangan berdarah di Myanmar

Kelompok bantuan internasional Save the Children menangguhkan operasi di negara bagian Kayah yang dilanda konflik di Myanmar. Keputusan ini diambil setelah dua anggota stafnya hilang setelah aksi kekerasan merebak yang menewaskan sedikitnya 30 orang, termasuk wanita dan anak-anak.

Sisa-sisa tubuh yang hangus dari 30 korban itu ditemukan di kendaraan yang terbakar di Myanmar pada Sabtu. Kelompok pemberontak dan pemantau menuduh pemerintah militer melakukan serangan.

"Kami mendapat konfirmasi bahwa kendaraan pribadi mereka diserang dan dibakar," kata sebuah pernyataan dari Save the Children.

Kedua pekerja tersebut sedang melakukan perjalanan ke desa asal mereka untuk liburan akhir tahun ketika mereka terjebak dalam kekerasan di negara bagian timur.

Kelompok oposisi menyalahkan militer, yang merebut kekuasaan dari pemerintah sipil pada bulan Februari, atas pembantaian pada hari Jumat di dekat desa Mo So di kota Hpruso.

Media pemerintah melaporkan bahwa tentara melepaskan tembakan dan membunuh sejumlah "teroris dengan senjata". Tidak dijelaskan identitas dari pasukan oposisi bersenjata yang memerangi pemerintah militer tersebut.

Seorang anggota kelompok Pasukan Pertahanan Rakyat setempat mengatakan pada Sabtu pagi para pejuangnya menemukan kendaraan yang terbakar setelah mendengar militer telah menghentikan beberapa kendaraan di sana sebagai tanggapan atas bentrokan pada hari Jumat.

“Ketika kami pergi untuk memeriksa daerah pagi ini, kami menemukan mayat terbakar di dua truk. Kami menemukan 27 mayat," katanya tanpa menyebut nama.

Sponsored

“Kami menemukan 27 tengkorak,” kata saksi lainnya. 

Foto-foto yang dibagikan oleh Kelompok Hak Asasi Manusia Karenni dan media lokal menunjukkan sisa-sisa tubuh yang hangus di atas bak truk yang terbakar.

"Kami ngeri atas kekerasan yang dilakukan terhadap warga sipil tak berdosa dan staf kami, yang berdedikasi untuk kemanusiaan, mendukung jutaan anak yang membutuhkan di seluruh Myanmar," kata kepala eksekutif Save the Children, Inger Ashing.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer  menggulingkan pemerintah terpilih pemenang Hadiah Nobel Aung San Suu Kyi, pada 1 Februari.  

Setidaknya 1.375 orang telah tewas dan lebih dari 8 ribu dipenjara dalam tindakan keras terhadap protes dan oposisi bersenjata sejak kudeta, menurut penghitungan Asosiasi Bantuan Tahanan Politik. Pemerintah militer membantah angka-angka itu dan mengatakan tentara juga tewas dalam bentrokan.(Thenationalnews)

Berita Lainnya
×
tekid