sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Demo pendukung Trump berubah menjadi bentrokan

Di Delray Beach, Florida, beberapa ratus orang berbaris, beberapa membawa tanda bertuliskan "Hitung setiap suara".

Angelin Putri Syah
Angelin Putri Syah Senin, 16 Nov 2020 10:20 WIB
Demo pendukung Trump berubah menjadi bentrokan

Ribuan pendukung Presiden Donald Trump memprotes hasil pemilu dan berbaris ke Mahkamah Agung, setelah terjadi bentrokan pada Sabtu (14/11) malam hari, dan menyebabkan perkelahian, setidaknya terjadi satu penikaman dan lebih dari 20 penangkapan.

Beberapa kota lain pada Sabtu juga menyaksikan aksi demonstrasi para pendukung Trump yang tidak mau menerima hasil electoral college dari Partai Demokrat Joe Biden. Teriakan “Hentikan Mencuri” dan “Hitung Setiap Suara” tetap terdengar, meski tidak ada bukti kecurangan atau masalah lain yang dapat membalikkan hasil.

Sementara itu, demonstrasi di ibu kota negara berubah menjadi kekerasan pada malam hari dan Minggu (15/11) pagi. Polisi mengatakan mereka melakukan 21 penangkapan atas berbagai tuduhan, termasuk penyerangan dan kepemilikan senjata, dan menemukan delapan senjata api. Empat petugas terluka. Tidak ada penangkapan yang dilakukan dalam penikaman tersebut, dan korban dirawat di rumah sakit dengan luka yang tidak mengancam jiwa.

Trump sendiri telah memberikan anggukan setuju kepada pengunjuk rasa pada Sabtu (16/11) dengan mengirimkan iring-iringan mobilnya melalui jalan-jalan yang dipenuhi oleh para pendukung sebelum pergi ke klub golf Virginia. 

Padahal pejabat tinggi pemerintah dan industri telah menyatakan bahwa pemungutan suara 3 November dan penghitungan berikutnya berlangsung lancar tanpa gangguan.

"Yang paling aman dalam sejarah Amerika," kata mereka, sekaligus menyangkal kalau upaya Trump untuk merusak integritas pilpres.

Di Delray Beach, Florida, beberapa ratus orang berbaris, beberapa membawa tanda bertuliskan "Hitung setiap suara" dan "Kita tidak bisa hidup di bawah pemerintahan Marxis." Di Lansing, Michigan, pengunjuk rasa berkumpul di Capitol untuk mendengarkan pembicara yang meragukan hasil Biden memenangkan negara bagian dengan lebih dari 140.000 suara.

Polisi Phoenix memperkirakan 1.500 orang berkumpul di luar Arizona Capitol untuk memprotes kemenangan tipis Biden di negara bagian tersebut. Para pengunjuk rasa di Salem, Oregon, berkumpul di Capitol.

Sponsored

Para demonstran termasuk anggota Proud Boys, sebuah kelompok neofasis yang terkenal karena perkelahian jalanan dengan lawan ideologis di demonstrasi politik.

Berbagai konfrontasi muncul ketika sekelompok kecil pendukung Trump berusaha memasuki daerah di sekitar Black Lives Matter Plaza, sekitar satu blok dari Gedung Putih, tempat di mana beberapa ratus demonstran anti-Trump berkumpul.

Dalam pola yang terus berulang, para pendukung Trump yang mendekati daerah itu dilecehkan, disiram dengan air, topi MAGA dan bendera pro-Trump mereka dirampas dan dibakar. Saat malam tiba, beberapa garis polisi memisahkan kedua sisi.

Video yang diposting di media sosial menunjukkan beberapa demonstran dan counter demonstan saling bertukar sikut, pukulan, dan tamparan.

Gerakan "Million MAGA March" dipromosikan secara gencar di media sosial, meningkatkan kekhawatiran bahwa hal itu dapat memicu konflik dengan demonstran anti-Trump, yang berkumpul di dekat Gedung Putih di Black Lives Matter Plaza selama berminggu-minggu.

Dalam persiapannya, polisi menutup sebagian besar pusat kota, tempat banyak toko dan kantor ditutup sejak Hari Pemilu. Direktur Badan Manajemen Darurat dan Keamanan Dalam Negeri Chris Rodriguez mengatakan, polisi telah berpengalaman menjaga perdamaian.

 

Sumber: Chicago Sun-times

Berita Lainnya
×
tekid