Gubernur Sao Paulo sebut Presiden Brasil psikopat tolak lockdown

Gubernur Sao Paulo, Joao Doria, pada Senin (22/3) menyebut Presiden Brasil Jair Bolsonaro sebagai "pemimpin psikopat" karena tanggapannya terhadap pandemik Covid-19.

"Kami berada di salah satu momen tragis dalam sejarah ketika jutaan warga membayar harga mahal karena memiliki pemimpin psikopat yang tidak siap bertanggung jawab atas suatu negara," kata Doria dalam wawancara dengan CNN.

Doria mengatakan, banyak kematian akibat Covid-19 di Brasil bisa dihindari jika Bolsonaro bertindak dengan tanggung jawab penuh sebagai presiden. Presiden Bolsonaro, jelasnya, membuat kesalahan besar yakni ketika secara politik berselisih dengan para gubernur yang berusaha melindungi rakyat.

Bolsonaro telah berulang kali menentang lockdown atau karantina wilayah dan tindakan pembatasan sosial lainnya. Lebih lanjut, dia kerap mengkritik gubernur dan wali kota yang menerapkannya.

Doria menyatakan bahwa dia menghadapi tantangan terbesar dalam hidupnya sebagai gubernur negara bagian terbesar Brasil. Ia perlu merestrukturisasi sistem perawatan kesehatan dalam waktu singkat dan mencari cara untuk mengurangi krisis ekonomi yang melanda negara itu selama pandemik.

Selain itu, Doria juga berbicara tentang situasi rumah sakit dan unit gawat darurat (ICU) di Sao Paulo. Dia mengatakan bahwa pemerintah setempat telah melipatgandakan jumlah tempat tidur ICU dan bulan ini akan membuka 12 rumah sakit lapangan di negara bagian itu.

Hampir setiap negara bagian di Brasil memiliki hunian ICU 80% atau lebih tinggi. Hingga akhir pekan lalu, 16 dari 26 negara bagian berada pada atau di atas 90%, yang berarti sistem kesehatan mereka telah runtuh atau dalam waktu dekat berisiko kewalahan akibat Covid-19.

Hingga Jumat (19/3), kurang dari 10 juta orang di negara berpenduduk sekitar 220 juta telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19. Hanya 1,57% populasi yang telah divaksinasi penuh.

Kampanye vaksinasi di Brasil pun berjalan setelah mengalami penundaan. Pemerintah menjanjikan sekitar 46 juta dosis vaksin akan tersedia pada Maret. Namun pada kenyataannya, hanya 26 juta dosis diperkirakan akan tersedia pada akhir bulan ini.

Sumber : CNN