sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Inggris klaim dapat menangani risiko keamanan dari Huawei

AS tengah membujuk sekutunya untuk melarang penggunaan Huawei dengan alasan itu dapat membantu China melakukan spionase.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 18 Feb 2019 17:04 WIB
Inggris klaim dapat menangani risiko keamanan dari Huawei

Intelijen Inggris menyimpulkan bahwa adalah mungkin untuk mengurangi risiko dari penggunaan peralatan Huawei di jaringan 5G. Pernyataan itu dinilai pukulan serius terhadap upaya Amerika Serikat untuk membujuk sekutunya melarang penggunaan sistem telekomunikasi berkecepatan tinggi pabrikan China tersebut.

Dua sumber yang dekat dengan kesimpulan tersebut menjelaskan, Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris (NCSC) telah menetapkan bahwa ada cara untuk membatasi risiko dari penggunaan perangkat Huawei di jaringan 5G di masa depan. Namun, cara itu belum diumumkan ke publik.

AS sendiri membujuk negara sekutunya untuk melarang penggunaan Huawei dengan alasan bahwa itu dapat membantu China melakukan spionase atau sabotase dunia maya.

Badan Keamanan Nasional AS telah berbagi lebih banyak informasi dengan sekutu dan mitra untuk menggarisbawahi risiko, tetapi beberapa negara Eropa termasuk Inggris dan Jerman, belum yakin bahwa larangan itu dapat dibenarkan.

Seorang sumber lainnya yang akrab dengan debat itu menuturkan bahwa kesimpulan Inggris akan membawa beban besar kepada para pemimpin Eropa, karena Inggris memiliki akses ke intelijen AS yang sensitif melalui keanggotaannya dalam Five Eyes.

"Negara-negara lain dapat membuat argumen bahwa jika Inggris yakin akan mitigasi terhadap ancaman keamanan nasional maka mereka juga dapat meyakinkan publik dan pemerintah AS bahwa mereka bertindak dengan cara yang bijaksana dengan terus membiarkan penyedia layanan telekomunikasi mereka menggunakan komponen China selama yang bersangkutan mengambil jenis tindakan pencegahan yang direkomendasikan oleh Inggris," papar sumber tersebut.

AS berpandangan bahwa 5G akan sangat cepat sehingga risiko menggunakan peralatan telekomunikasi China terlalu tinggi. Pejabat AS juga telah menyatakan bahwa meskipun sejauh ini tidak ada bukti aktivitas kriminal, Huawei dapat menggunakan pembaruan perangkat lunak jahat untuk memfasilitasi spionase.

Robert Hannigan, mantan pimpinan CGHQ, badan intelijen sinyal Inggris, belum lama ini menulis bahwa NCSC tidak pernah menemukan bukti aktivitas siber China yang berbahaya melalui Huawei dan pernyataan jaringan teknologi 5G merupakan risiko yang tidak dapat diterima adalah omong kosong.

Sponsored

Kesimpulan Inggris sangat berbeda dengan Australia dan Selandia Baru, yang juga anggota Five Eyes, yang tahun lalu melarang atau memblokir penyedia telekomunikasi untuk menggunakan peralatan Huawei di jaringan 5G. Kesimpulan intelijen Inggris ini mencuat di tengah kabar Donald Trump mempertimbangkan untuk mengeluarkan perintah eksekutif yang secara efektif akan menghalangi perusahaan-perusahaan AS untuk menggunakan perangkat pabrikan Huawei.

Berbicara di Konferensi Keamanan Munich pada Sabtu (16/2), Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan, Huawei menimbulkan ancaman karena UU yang mewajibkan perusahaan telekomunikasi untuk berbagi data dengan pemerintah China.

Pada forum yang sama, Sekretaris NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa aliansi itu memantau Huawei dengan sangat serius dan bahwa beberapa anggota NATO menginginkan tanggapan yang terkoordinasi.

"Kita harus melihat tingkat koordinasi yang perlu kita tanggapi. Sebagai aliansi kami belum menyimpulkan, namun ini menunjukkan perlunya mengatasi isu itu," tegas Stoltenberg.

Alex Younger, direktur MI6, dinas intelijen rahasia Inggris pada Jumat (15/2) mengindikasikan bahwa Inggris mungkin akan mengambil garis yang lebih lembut pada Huawei dibanding AS. Dia mengatakan bahwa persoalannya terlalu kompleks dan setiap negara memiliki hak berdaulat untuk bekerja mencari jawabannya.

NCSC tidak membantah bahwa mereka telah menentukan risiko dari menggunakan Huawei dapat diatasi.

Disebutkan, mereka memiliki pengawasan dan pemahaman yang unik dari perusahaan China itu dan Huawei diharapkan mengatasi masalah teknis serta keamanan yang disorot dalam laporan Dewan Pengawasan Evaluasi Keamanan Siber Huawei, sebuah dewan pemantau yang dipimpin oleh direktur MI6, tahun lalu.

NCSC juga berkontribusi atas tinjauan pemerintah terhadap infrastruktur telekomunikasi Inggris yang dipimpin oleh Kementerian Digital, Budaya, Media & Olahraga (DCMS). Menurut satu orang yang diberi pengarahan singkat tentang konsep awal, laporan DCMS mungkin akan berisi rekomendasi tentang bagaimana menangani ancaman spionase Cina yang ditimbulkan oleh Huawei ke jaringan 5G.

"Inggris mungkin akan merekomendasikan keragaman pemasok dan pembatasan parsial area jaringan 5G," tambah orang tersebut. 

Sementara itu, Younger mengatakan, "Secara inheren tidak diinginkan bahwa bagian infrastruktur kritis nasional yang signifikan disediakan oleh pemasok monopoli."

Seorang juru bicara DCMS mengatakan ulasan pemerintah terkait 5G sedang berlangsung dan akan disimpulkan pada Musim Semi setelah memeriksa berbagai opsi.

Pejabat intelijen Eropa lainnya juga khawatir tentang memberikan Huawei akses ke jaringan 5G. Namun, Prancis dan Jerman memilih untuk menyarankan agar berhati-hati.

Eric Xu, petinggi Huawei, bulan ini mengkritik kampanye AS untuk menekan negara-negara agar melarang peralatan Huawei. Dia mempertanyakan apakah AS memiliki motif tersembunyi. 

"Ada yang mengatakan bahwa karena negara-negara ini menggunakan perangkat Huawei, itu membuat badan-badan AS lebih sulit untuk mendapatkan data mereka," ujar Eric. (Financial Times)

Berita Lainnya
×
tekid