Israel lobi 10 negara untuk pindahkan Kedubes ke Yerusalem

Deputi Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Hotovely mengklaim telah menghubungi sedikitnya 10 negara yang berpotensi memindahkan kedutaan besar (kedubes) mereka ke Yerusalem.

Komentar Hotovely disampaikan setelah Guetamala mengumumkan rencana memindahkan kedubes ke Yerusalem. Guetamala melakukan hal itu mengikuti langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memicu ketegangan dan ekskalasi konflik di Timur Tengah.

"Beberapa negara tersebut berada di Eropa," ungkap Hotovely dilansir Al Jazeera. 

Dia tidak menyebutkan negara yang akan memindahkan kedubesnya. “Sejauh ini, kita melihat hanya sebagai awalan,” ungkapnya. Dia menjelaskan keputusan Presiden Trump itu akan memicu gelombang pengikutnya.

Hingga saat ini, belum ada kedubes di Yerusalem.

Guatemala, AS, Israel dan enam negara lainnya menentang resolusi Sidang Umum PBB. Tidak ada negara Eropa yang menentang resolusi, tetapi beberapa negara abstain.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Palestina mengkritik langkah Guetamala yang berencana merelokasi kedubesnya ke Yerusalem. 

"Itu sungguh memalukan dan tindakan ilegal yang bertentangan dengan keinginan para pemimpin gereja di Yerusalem dan resolusi Sidang Umum PBB," demikian keterangan resmi Kementerian Luar Negeri Palestina.

Presiden Bolivia Evo Morales juga mengecam langkah Guetamala yang mengikuti langkah Washington. 

"Sebagai langkah pembangkangan terhadap komunitas internasional, Pemerintah Guetamala mengabaikan resolusi Sidang Umum PBB dan memutuskan memindahkan kedubesnya ke Yerusalem," ungkap Morales.