sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jelang Olimpiade, Tokyo memasuki keadaan darurat keempat

Keadaan darurat terbaru diperkirakan akan berlaku hingga 22 Agustus.

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 12 Jul 2021 18:56 WIB
Jelang Olimpiade, Tokyo memasuki keadaan darurat keempat

Pemerintah Jepang yang dipimpin oleh Perdana Menteri Yoshihide Suga menempatkan Tokyo di bawah keadaan darurat Covid-19 yang keempat pada Senin (12/7) dalam upaya menahan lonjakan infeksi.

Langkah terbaru diperkirakan akan dicabut pada 22 Agustus, periode yang bersamaan dengan penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020. Pemerintah bertujuan untuk mengekang pergerakan orang selama ajang olahraga global tersebut. 

Summer Games, yang akan dibuka pada 23 Juli dan berakhir pada 8 Agustus akan diadakan secara tertutup di hampir semua tempat.

Dengan pemberlakuan keadaan darurat baru, beberapa orang menyuarakan ketakutan atas peningkatan infeksi di negara itu, serta ketidakpuasan terhadap respons pemerintah terhadap pandemik.

"Wajar untuk menggelar pertandingan tanpa penonton, tapi saya yakin pasti akan ada peningkatan aliran orang. Saya khawatir hal itu dapat memincu peningkatan lebih lanjut dalam jumlah infeksi," kata Toshihiro Numata (60), seorang pekerja  di Yokohama.

Seorang wanita berusia 50-an dari Minato, Tokyo, menyatakan frustrasi atas pernyataan berulang-ulang pemerintah tentang keadaan darurat Covid-19 di ibu kota.

"Saya tidak melihat ada gunanya mengulangi tindakan darurat yang sama. Saya juga pikir tidak ada penjelasan yang cukup dari pemerintah tentang tujuan dari langkah ini," tambahnya.

Selain Tokyo, keadaan darurat Covid-19 di Prefektur Okinawa serta keadaan darurat semu di prefektur Chiba, Saitama, Kanagawa dan Osaka, yang telah ditetapkan berakhir pada Minggu (11/7) tengah malam, diperpanjang hingga 22 Agustus.

Sponsored

Tingkat vaksinasi Jepang jauh di belakang negara-negara maju lainnya. Keputusan pemerintah baru-baru ini untuk menghentikan aplikasi perusahaan untuk menggelar vaksinasi di tempat kerja telah memicu kemarahan publik.

Pemerintah mengumumkan penghentian pada akhir Juni karena kekhawatiran bahwa mereka tidak akan dapat mendistribusikan dosis dengan cukup cepat.

Keadaan darurat semu di lima prefektur lainnya yakni Hokkaido, Aichi, Kyoto, Hyogo, dan Fukuoka, berakhir pada Minggu tengah malam sesuai jadwal.

Dibandingkan dengan keadaan darurat besar-besaran, keadaan darurat semu menerapkan lebih sedikit pembatasan pada aktivitas bisnis dan menargetkan area berisiko tinggi.

Di bawah keadaan darurat semu, menyajikan alkohol pada prinsipnya dilarang, tetapi beberapa tempat mungkin diizinkan untuk menyajikan alkohol hingga pukul 19.00 atau tergantung pada persetujuan gubernur setempat.

Sementara itu, di Tokyo, fasilitas komersial utama wajib tutup pada pukul 20.00. Acara besar dibatasi untuk hanya menerima 5.000 orang atau 50% dari kapasitas masing-masing tempat. 

Tokyo memasuki keadaan darurat Covid-19 pertamanya pada April 2020 dan darurat kedua pada Januari tahun ini.

PM Suga mengumumkan keadaan darurat ketiga untuk Tokyo pada April, yang semula dijadwalkan berlangsung sekitar dua minggu tetapi diperpanjang hingga 20 Juni.

Status keadaan darurat kemudian dikurangi menjadi semi-darurat untuk Tokyo pada 21 Juni tetapi kembali ke keadaan darurat keempat setelah hanya sekitar tiga minggu karena peningkatan infeksi baru-baru ini.

Sumber : The Japan Times

Berita Lainnya
×
tekid