sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kasus infeksi coronavirus melonjak di Korsel, Italia, dan Iran

Korea Selatan sejauh ini mencatat 763 kasus infeksi coronavirus jenis baru. Ada pun Italia 157 kasus, dan Iran 43 kasus.

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 24 Feb 2020 10:00 WIB
Kasus infeksi coronavirus melonjak di Korsel, Italia, dan Iran

Kekhawatiran terkait penyebaran coronavirus jenis baru di luar China tumbuh pada Minggu (23/2), dengan adanya peningkatan tajam dari jumlah kasus infeksi di Korea Selatan, Italia, dan Iran.

Pemerintah Korea Selatan menyatakan bahwa negara itu dalam keadaan siaga tinggi setelah jumlah infeksi melonjak jadi 763 kasus dengan tujuh kematian. Titik penularan terparah adalah sebuah gereja di Kota Daegu, tempat ibadah seorang wanita berusia 61 tahun yang dinyatakan positif coronavirus jenis baru.

Sejumlah gereja Katolik di Daegu dan Gwangju telah menangguhkan kebaktian pada Minggu.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan, pihak berwenang akan mengirim sumber daya tambahan ke Kota Daegu dan wilayah Cheongdo, yang ditetapkan sebagai "zona perawatan khusus" pada Jumat (21/2).

Di Italia, para pejabat mengatakan bahwa coronavirus jenis baru telah merenggut tiga nyawa. Sementara itu, jumlah kasus infeksi jadi 157.

"Saya terkejut melihat banyaknya jumlah kasus. Kami akan melakukan segala hal demi mengendalikan penularannya," tutur Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte.

PM Conte memperingatkan, ada kemungkinan bahwa jumlah kasus akan terus meningkat dalam beberapa hari mendatang. Otoritas kesehatan Italia berupaya mencari tahu awal mula virus tersebut mewabah di negara itu.

"Jika kita tidak dapat menemukan pasien pertama yang tertular coronavirus jenis baru, berarti virus itu telah menjangkit lebih banyak orang daripada yang kita duga," tutur Gubernur Veneto Luca Zaia.

Sponsored

Sepuluh kota di Lombardy dan Veneto, dengan populasi gabungan sekitar 50.000 orang, telah secara efektif diisolasi oleh pihak berwenang. Otoritas juga melarang pertemuan publik di sebagian besar wilayah utara Italia, termasuk membatalkan karnaval di Venesia.

Uni Eropa menuturkan bahwa mereka yakin otoritas Italia dapat mencegah penyebaran coronavirus jenis baru.

"Kami khawatir dengan adanya kemungkinan penularan virus, tetapi tidak perlu panik," tutur Komisaris Urusan Ekonomi Uni Eropa Paolo Gentiloni.

Iran sejauh ini mencatat 43 kasus dengan delapan kematian. Sebagian besar yang terinfeksi berasal dari Kota Qom. Arab Saudi, Kuwait, Irak, Turki, dan Afghanistan telah menerapkan pembatasan perjalanan terhadap Iran.

Menurut Al Jazeera, per Minggu, coronavirus jenis baru menewaskan 2.442 orang di China daratan. Dengan sejumlah kematian di Iran, Jepang, Prancis, Hong Kong, Filipina, Taiwan, dan Filipina, angka kematian global lebih dari 2.465.

Coronavirus jenis baru telah menginfeksi lebih dari 78.000 orang di seluruh dunia. Virus ini telah merebak ke lebih dari 28 negara di berbagai benua termasuk Amerika Serikat, Australia, Sri Lanka, Spanyol, Rusia, Singapura, dan Jepang.

"Meskipun ada penurunan jumlah infeksi di China, sejak dua hari terkahir, terlihat perkembangan yang sangat mengkhawatirkan terkait jumlah infeksi di negara-negara lain," ujar profesor kedokteran di University of East Anglia, Inggris, Paul Hunter.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Sabtu (22/2) menyatakan bahwa pihaknya khawatir dengan deteksi infeksi dalam kasus-kasus penularan yang tidak memiliki kaitan jelas dengan China.

Presiden China Xi Jinping mengatakan bahwa saat ini, situasi epidemi masih parah dan rumit.

"Upaya pencegahan dan pengendalian virus berada pada tahap paling kritis," tutur Xi.

Stasiun televisi yang dikelola pemerintah Tiongkok mendesak orang-orang untuk menghindari berkumpul di tempat-tempat umum tanpa mengenakan masker. (Reuters dan Al Jazeera)

Berita Lainnya
×
tekid