sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kompak tolak klaim AS, OKI akui Yerusalem ibu kota Palestina

Dalam pertemuan yang berlangsung di Turki, negara yang tergabung dalam Organisasi kerjasama Islam (OKI) menolak klaim Israel atas Yerusalem.

Syamsul Anwar Kh
Syamsul Anwar Kh Kamis, 14 Des 2017 16:35 WIB
Kompak tolak klaim AS, OKI akui Yerusalem ibu kota Palestina

Berbagai negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI), mengumumkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina. Pandangan itu sekaligus menolak klaim Amerika Serikat yang berpihak terhadap Israel. Tak hanya itu, pada pertemuan puncak yang diadakan di Turki, kelompok pemimpin Muslim meminta semua negara untuk mengenal Palestina dan Yerusalem Timur sebagai wilayah yang diduduki secara paksa oleh Israel.

"OKI menolak dan mengutuk keputusan Amerika. Ini adalah pelanggaran hukum internasional dan ini adalah provokasi perasaan Muslim di dunia,” tegas Sekjen OKI, Yousef al-Othaimeen sebagaimana dilansir dari Aljazeera, Kamis (14/12).

Sementara Presiden Palestina Mahmoud Abbas menghapus AS dari perundingan damai Israel-Palestina di masa depan. Terlebih sikap AS telah bias terhadap Israel.

"Kami tidak akan menerima peran apapun untuk Amerika Serikat dalam proses perdamaian, mereka telah membuktikan bias penuh mereka untuk Israel," kecam Abbas.

Pertemuan puncak Istanbul dihadiri oleh lebih dari 20 kepala negara. Namun Arab Saudi, tempat OKI bermarkas, hanya mengirim seorang pejabat senior kementerian luar negeri. Sejak Trump menyebut Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, pasukan negeri Zionis itu melukai 1.900 demonstran dan memenjarakan lebih dari 250 orang. Bahkan di Jalur Gaza, serangan udara Israel menewaskan empat orang dan melukai 25 lainnya.

Sikap Uni Eropa

Perwakilan Tinggi Uni Eropa, Federica Mogherini mengatakan bahwa Uni Eropa telah melakukan upaya untuk memulai perundingan baru antara Israel dan Palestina. Berkenaan dengan peran Uni Eropa untuk membuat langkah ini sukses, Mogherini menyarankan agar ruang lingkup negosiasi dapat diperluas untuk mencakup pemain regional penting, seperti Yordania dan Mesir. Mitra penting lainnya, seperti Norwegia, juga bisa disertakan, karena ibu kota Norwegia Oslo telah menyaksikan proses perdamaian pertama di tahun 1993.

"Kami percaya bahwa Yerusalem harus menjadi ibu kota dua negara: Yerusalem Barat untuk Israel dan Yerusalem Timur untuk Palestina," kata Mogherini seperti dikutip dari Asharq Alawsat.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid