sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Korsel protes keras penembakan oleh Korut di DMZ

Insiden penembakan oleh Korea Utara yang dibalas dengan tembakan peringatan oleh Korea Selatan terjadi pada Minggu (3/5).

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 04 Mei 2020 17:30 WIB
Korsel protes keras penembakan oleh Korut di DMZ

Korea Selatan pada Senin (4/5) melayangkan protes kepada Korea Utara atas penembakan di perbatasan. Seoul menyebut Pyongyang yang memulainya.

Menurut Korea Selatan, sejumlah peluru yang ditembakkan dari Korea Utara mengenai salah satu pos jaga garis depan pada Minggu (3/5), sebelum pasukan Korea Selatan menembakkan 20 tembakan peringatan sebagai respons.

Itu merupakan insiden penembakan pertama di Zona Demiliterisasi (DMZ) dalam waktu dua setengah tahun terakhir. Belum diketahui apakah terdapat korban di kedua sisi.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Choi Hyun-soo menuturkan kepada wartawan, Senin, Korea Selatan mengirim pesan berisi protes keras dan mendesak Korea Utara menjelaskan peristiwa tersebut dan menghindari insiden serupa. 

Choi Hyun-soo mengatakan bahwa Korea Utara belum merespons pesan tersebut.

DMZ sepanjang 248 kilometer membagi dua Semenanjung Korea dan dijaga oleh ranjau, pagar kawat berduri, serta pasukan tempur di kedua sisi. DMZ dibentuk sebagai zona penyangga setelah berakhirnya Perang Korea dan secara resmi diawasi oleh Korea Utara dan pasukan PBB yang dipimpin Amerika Serikat.

Komando PBB mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin, mereka tengah menyelidiki jika ada pelanggaran gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea.

Baku tembak terjadi dua hari setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tampil kembali di depan umum pascaabsen tiga pekan yang memicu berbagai desas-desus tentang kesehatannya dan keberadaannya.

Sponsored

Insiden itu juga terjadi di tengah kebuntuan negosiasi denuklirisasi antara Korea Utara dan AS.

Militer Korea Selatan mengatakan pada Minggu bahwa analisis awal menunjukkan penembakan oleh Korea Utara mungkin bukan provokasi yang disengaja. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo juga mengungkap penilaian serupa.

Namun, beberapa pengamat meragukan itu tidak disengaja dan mengatakan Korea Utara bisa merencanakan lebih banyak provokasi demi mencoba merebut konsesi diplomatik. (AFP)

Berita Lainnya
×
tekid