sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mogok nasional di Prancis memasuki hari kedua

Belum jelas kapan pastinya pemogokan ini akan berakhir.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Jumat, 06 Des 2019 11:16 WIB
Mogok nasional di Prancis memasuki hari kedua

Pemogokan yang melumpuhkan transportasi umum dan menutup sekolah-sekolah di seluruh Prancis memasuki hari kedua pada Jumat (6/12). Serikat pekerja mengatakan mereka akan untuk terus melanjutkan aksi hingga Presiden Emmanuel Macron (41) mundur dari reformasi pensiun yang direncanakannya.

Aksi mogok ini mengadu Macron, seorang mantan bankir investasi yang berkuasa pada 2017 dengan janji untuk membuka ekonomi Prancis yang sangat teregulasi, dengan serikat pekerja yang berpendapat bahwa sang presiden akan membongkar perlindungan pekerja.

Pemenangnya disebut adalah siapa yang pada akhirnya meraih dukungan publik. Serikat pekerja berisiko kehilangan sokongan jika pemogokan berlangsung terlalu lama atau pemerintah yang memiliki kekhawatiran bahwa pemilih dapat memihak serikat pekerja dan menyalahkan pejabat atas kebuntuan situasi.

Pemerintah Macron, bersama dengan masyarakat telah membuat rencana untuk mengatasi aksi mogok hingga akhir pekan ini. Namun, situasinya dinilai akan berbeda pada Senin (9/12), jika gangguan meluas.

Belum jelas kapan pastinya pemogokan ini akan berakhir. Pekerja di layanan kereta dilaporkan memperpanjang aksi hingga Jumat, sementara serikat pekerja di layanan bus dan operator metro RATP menuturkan mereka akan melanjutkan pemogokan hingga Senin. Ada pun serikat buruh lainnya belum memutuskan.

"Kami akan melakukan aksi protes setidaknya selama seminggu, dan pada akhir minggu itu adalah pemerintah yang akan mundur," kata Patrick Dos Santos (50), seorang pekerja di sektor transportasi.

Pada Kamis, puluhan ribu pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di Paris, memaksa penutupan Museum Louvre yang menjadi rumah bagi "Mona Lisa" karya Leonardo da Vinci.

Polisi mengatakan ada 65.000 polisi yang siaga di Paris, sementara 860.000 lainnya ikut serta dalam protes nasional. Para pemimpin serikat buruh bahkan mengklaim angka polisi yang berpartisipasi dalam aksi mogok lebih tinggi.

Sponsored

"Ada kebisingan di jalan-jalan, saya berharap jendela Elysee terbuka," kata Philippe Martinez, sekretaris jenderal Konferederasi Umum Buruh (CGT), merujuk pada istana kepresidenan.

Polisi menggunakan gas air mata di pusat Kota Paris pada Kamis sore ketika para pemrotes melempar kembang api ke arah para petugas, merusak halte-halte bus, dan membakar tempat sampah.

Terjadi puluhan penangkapan kemarin. Para pemimpin serikat mengatakan mereka yang terlibat dalam kekerasan tidak berafiliasi dengan gerakan serikat pekerja.

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid