sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Peringatan WHO: Covid-19 masih jauh dari selesai

Coronavirus jenis baru, yang pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, China, telah menginfeksi lebih dari 3.000.000 orang di seluruh dunia.

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 28 Apr 2020 14:08 WIB
Peringatan WHO: Covid-19 masih jauh dari selesai

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin (27/4) mengatakan bahwa pandemik Covid-19 masih jauh dari selesai dan akan terus mengganggu layanan kesehatan.

"Pandemik ini masih jauh dari selesai. WHO prihatin dengan meningkatnya jumlah kasus infeksi dan kematian di Afrika, Eropa Timur, Amerika Latin, dan sejumlah negara Asia," tutur Tedros dalam sebuah konferensi virtual dari markas WHO di Jenewa, Swiss.  

Tedros menyebutkan bahwa jalan yang harus ditempuh masih panjang dan masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan untuk memerangi Covid-19. Dia menambahkan, gelombang kedua infeksi dapat dicegah dengan tindakan yang tepat.

Secara global, Tedros mengatakan bahwa WHO telah mengirim jutaan alat pelindung diri (APD) ke 105 negara dan pasokan laboratorium untuk menunjang pengujian Covid-19 ke lebih dari 127 negara.

"Kami akan terus melanjutkan pengiriman dalam beberapa minggu ke depan," jelas dia.

Meskipun langkah-langkah pembatasan sosial di banyak negara berhasil memperlambat penyebaran Covid-19, Tedros menekankan bahwa virus tersebut tetap sangat berbahaya.

Coronavirus jenis baru, yang pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, China, telah menginfeksi lebih dari 3.000.000 orang di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, lebih dari 211.000 meninggal dan angka kesembuhan melampaui 894.000.

Tedros menyatakan kekhawatirannya terkait darurat coronavirus jenis baru yang mengganggu vaksinasi untuk penyakit lain, terutama dampaknya bagi anak-anak.

Sponsored

"Lebih banyak wabah dapat timbul jika cakupan vaksinasi menurun," ujar dia.

Dia melanjutkan, sekitar 13 juta orang di seluruh dunia terdampak oleh penangguhan vaksinasi terhadap sejumlah penyakit termasuk polio, campak, kolera, demam kuning, dan meningitis.

Tedros mengungkapkan bahwa kekurangan vaksin bagi penyakit lain dilaporkan terjadi di 21 negara sebagai akibat dari pembatasan dan gangguan perjalanan.

Dalam kesempatan yang sama, Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO, memperingatkan agar negara-negara tidak tergesa-gesa melakukan relaksasi pembatasan sosial. Menurutnya, hal tersebut dapat meningkatkan potensi penularan massal. (Reuters, Xinhua, dan CNBC)

Berita Lainnya
×
tekid