sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ribuan perempuan di Amerika Latin gelar demonstrasi tuntut legalisasi aborsi

Akses aborsi tersebut sebenarnya sudah diizinkan sepenuhnya di beberapa negara kawasan Amerika Latin.

Zulfikar Hardiansyah
Zulfikar Hardiansyah Rabu, 29 Sep 2021 09:23 WIB
Ribuan perempuan di Amerika Latin gelar demonstrasi tuntut legalisasi aborsi

Ribuan perempuan dikabarkan tengah berdemonstrasi di beberapa kota Amerika Latin pada Selasa (28/9) waktu setempat. Ini dilakukan dalam rangka memperingati hari aksi global untuk akses ke aborsi yang aman dan legal. Akses aborsi tersebut sebenarnya sudah diizinkan sepenuhnya di beberapa negara kawasan Amerika Latin.

Melansir Reuters (29/9), di Kota Mexico, para perempuan melakukan demonstrasi dengan berjalan ke Pusat Sejarah, yang mana diawasi oleh polisi berseragam lengkap. Sementara itu, pihak kepolisian memasang pagar pelindung di beberapa bangunan besar dan monumen di Pusat Sejarah, yang mana itu telah telah disemprot cat selama demonstrasi.

"Saya masih tidak tahu apakah ingin menjadi seorang ibu, tetapi saya ingin memiliki hak untuk memutuskan," demikian salah satu tulisan yang dipegang oleh perempuan muda.

Awal bulan ini Mahkamah Agung Meksiko telah menyatakan, kriminalisasi pada aborsi, merupakan tindak yang tidak konstitusional. Kemudian tidak lama setelah itu, pemerintah mengatakan bahwa mereka yang dipenjara atas tuduhan telah menggugurkan kandungan mereka akan dibebaskan.

Ratusan perempuan lainnya juga melakukan demonstrasi di bagian lain Meksiko, termasuk di kota Cuernavaca dan Veracruz. Setiap tahun, ribuan wanita di Amerika Latin meninggal karena aborsi yang tidak aman karena kehamilan remaja dan kekerasan seksual terus meningkat di wilayah tersebut.

Selain Mexico, juga terdapat sekitar 800 perempuan berdemonstrasi menuju pusat Kota Bogota, Kolombia. Di negera ini, aborsi hanya diizinkan dalam kasus pemerkosaan, risiko terhadap kehidupan ibu, atau cacat lahir.

"Perempuan mengingatkan negara bagian dan masyarakat bahwa kita adalah warga negara penuh, bukan kelas dua, dan bahwa kita memiliki hak untuk menggugurkan kandungan, secara sukarela mengganggu kehamilan, untuk memutuskan tentang tubuh kita, tentang hidup kita, dan tentang rumah sakit bersalin kita," kata Ita Maria Diez, seorang pemimpin demonstrasi Bogota.

Demonstrasi juga diadakan di Chili, di mana majelis rendah Kongres setuju untuk membahas rancangan undang-undang untuk mengizinkan aborsi hingga 14 minggu setelah kehamilan.

Sponsored

Sementara itu, puluhan orang di El Salvador mengibarkan bendera hijau dan berdemonstrasi menuju San Salvador untuk menuntut pelonggaran undang-undang aborsi yang ketat di negara itu.

Demonstran dikabarkan mengangkat spanduk bertuliskan "hak kami untuk memutuskan" dan "aborsi legal, aman dan gratis," yang digunakan untuk menekan para legislator agar melonggarkan aturan aborsi, yang melarang pengguguran kehamilan dalam kasus pemerkosaan.

Dalam demonstrasi ini, para demonstran membawa rekomendasi kebijakan yang akan diserahkan ke Kongres Salvador dengan nama "Reformasi Beatriz," untuk menghormati seorang perempuan muda yang pada tahun 2013 secara terbuka menyerukan aborsi dalam menyelamatkan hidupnya karena dia menderita penyakit kronis, yang merenggut nyawanya empat tahun kemudian.

"Kami meminta langkah-langkah minimum untuk ditambahkan ke aturan pidana untuk menjamin kehidupan dan integritas perempuan," kata Morena Herrera, seorang feminis Salvador terkemuka.

Ia menambahkan apabila langkah tersebut tidak perlu menunggu perubahan konstitusi. Menurut Herrera, penambahan aturan itu bisa dilakukan sekarang juga dan legislator harus merespon.

Di sisi lain, Presiden Salvador Nayib Bukele awal bulan ini telah mengesampingkan penambahan undang-undang aborsi sebagai bagian dari perubahan konstitusional yang sudah direncanakan. El Savador memang memiliki aturan ketat terkait aborsi, bahkan telah menghukum  beberapa perempuan hingga 40 tahun penjara.

Berita Lainnya
×
tekid