sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sejumlah negara Eropa akui Guaido sebagai presiden sementara Venezuela

Spanyol, Inggris, Austria, Swedia, dan Denmark akui Guaido sebagai presiden sementara Venezuela pasca-Maduro menolak pelaksanaan Pilpres.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 04 Feb 2019 18:10 WIB
Sejumlah negara Eropa akui Guaido sebagai presiden sementara Venezuela

Spanyol, Inggris, Austria, Swedia, dan Denmark mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden sementara Venezuela pada Senin (4/2).

Langkah terkoordinasi dari negara-negara utama Eropa itu dilakukan setelah berakhirnya tenggat waktu delapan hari yang mereka tetapkan akhir pekan lalu bagi Presiden Nicolas Maduro (56) untuk melakukan pemungutan suara baru.

"Saya mengakui Presiden Majelis Venezuela, Juan Guaido, sebagai presiden yang bertanggung jawab atas Venezuela," sebut PM Spanyol Pedro Sanchez, seraya mendesak dilaksanakannya Pilpres yang bebas dan adil sesegera mungkin.

Dari London, Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt menggemakan dukungan serupa.

"Nicolas Maduro belum mengadakan Pilpres dalam tenggat delapan hari yang telah kami tetapkan," tulis Hunt di Twitter. "Jadi Inggris bersama dengan sekutu Eropa mengakui @jguaido sebagai presiden konstitusional sementara sampai pemilihan yang kredibel dapat diadakan." 

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian menuturkan kepada stasiun radio Prancis Inter, Guaido memiliki kapasitas dan legitimasi untuk menyelenggarakan pemilihan presiden.

Le Drian mengatakan, Prancis akan berkonsultasi dengan mitra-mitra Eropa mengenai Venezuela, dan bahwa sangat penting konflik diselesaikan dengan damai dan perang saudara dihindari.

Swedia, Austria dan Denmark juga mengatakan mereka mengakui Guaido sebagai pemimpin sementara Venezuela.

Sponsored

Maduro, yang dituduh menjalankan Venezuela seperti kediktatoran menentang keras sikap negara-negara tersebut, dengan mengatakan bahwa elite penguasa Eropa secara mengikuti jejak Donald Trump demi mendapat apa yang mereka inginkan.

Guaido, yang memimpin Majelis Nasional yang dikendalikan oposis, menyatakan dirinya sebagai presiden sementara pada bulan lalu.

Di tengah terpecahnya kekuatan dunia, Rusia dan China, yang telah menanamkan investasi dan pinjaman miliaran dollar ke Venezuela menyatakan dukungan mereka kepada Maduro.

Maduro, seorang mantan pemimpin serikat pekerja, sopir bus, menteri luar negeri, dan wakil presiden menggantikan Hugo Chavez pada 2013 setelah kematiannya akibat kanker. Namun, dalam perjalanannya, dia dinilai menuntun Venezuela pada keruntuhan ekonomi, memicu eksodus tiga juta orang. Maduro menyalahkan perang ekonomi yang dipimpin AS atas kehancuran negaranya, menuduh Washington ingin mengudetanya.

Para kritikus sendiri berpendapat bahwa kebijakan yang tidak kompeten dan korupsilah yang telah membuat Venezuela yang dulunya kaya kini menjadi berantakan. Di lain sisi, mereka juga menyoroti bagaimana rezim Maduro menindak keras perbedaan pendapat.

Merespons pengakuan sejumlah negara Eropa atas Guaido, Rusia menyatakan, langkah itu merupakan upaya untuk melegitimasi upaya ilegal Guaido merebut kekuasaan dan sama dengan campur tangan asing.

Kremlin bersikeras bahwa Venezuela harus menyelesaikan kisruh politik domestik mereka sendiri.

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid