sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tablig akbar di India jadi klaster infeksi Covid-19

Berita terkait tablig akbar yang diadakan Tablighi Jamaat menjadi klaster penularan Covid-19 memunculkan sentimen anti-Islam.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 02 Apr 2020 20:50 WIB
Tablig akbar di India jadi klaster infeksi Covid-19

Tablig akbar yang digelar Tablighi Jamaat, kelompok beraliran suni, pada awal Maret di daerah Nizamuddin, New Delhi, India menjadi klaster penularan Covid-19.

Setidaknya 7.600 warga India, dan 1.300 orang asing dari sejumlah negara seperti Malaysia dan Indonesia menghadiri tablig akbar tersebut.

Pihak berwenang berusaha melacak peserta dan orang-orang yang melakukan kontak dengan mereka. Setidaknya 128 kasus positif Covid-19 di India terkait dengan acara itu, tujuh di antaranya meninggal.

Berita terkait tablig akbar yang diadakan Tablighi Jamaat menjadi klaster penularan Covid-19 dilaporkan memunculkan sentimen anti-Islam di India. Awal pekan ini, "Coronojihad" menjadi trending topic di kalangan netizen lokal.

Sentimen anti-Islam bahkan muncul di program berita. Penyiar berita dari Republic TV membuka programnya dengan mengatakan, "Mereka (muslim) mengolok-olok upaya nasional kita. Mereka telah membahayakan kita semua."

Sejumlah anggota parlemen dari Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa mentwit kecaman terhadap Tablighi Jamaat. Ketua Menteri Delhi Arvind Kejriwal menyerukan agar pengaduan polisi (first information report/FIR) diajukan terhadap penyelenggara acara.

Secara terpisah, sebuah pengaduan diajukan terhadap seseorang di Gujarat atas tuduhan menyebarkan kebencian komunal. Dia meminta umat Hindu untuk memboikot semua bisnis yang dikelola muslim.

Maulana Arshad Madani, pemimpin organisasi Islam Jamiat Ulema-e-Hind, mengatakan bahwa propaganda yang meningkatkan ketegangan masyarakat hanya akan menghambat upaya untuk menahan pencegahan Covid-19. 

Sponsored

Sejauh ini, India mencatat 2.032 kasus positif Covid-19, di mana 58 di antaranya meninggal dan 150 lainnya dinyatakan sembuh. Sejak 25 Maret, Perdana Menteri Narendra Modi telah memberlakukan lockdown atau karantina wilayah skala nasional yang akan berlaku hingga pertengahan April.(Deustche Welle, Gulf News, dan BBC)

Berita Lainnya
×
tekid