sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tak penuhi standar, Belanda tarik masker pabrikan China

Menurut Kementerian Kesehatan, Kesejahteraan, dan Olahraga Belanda, masker tidak pas dan filter tidak berfungsi dengan baik.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 30 Mar 2020 10:55 WIB
Tak penuhi standar, Belanda tarik masker pabrikan China

Belanda telah menarik 600.000 masker pelindung yang diproduksi di China karena tidak memenuhi standar kualitas. Hal tersebut diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan, Kesejahteraan, dan Olahraga Belanda pada Sabtu (28/3).

"Kabar tersebut mengejutkan staf medis yang berada di garis depan, yang mengandalkan produk-produk berkualitas tinggi untuk melindungi mereka dari yang tertular Covid-19," sebut penyiar publik Belanda, NOS.

Setengah dari pengiriman 1,3 juta masker yang diduga berjenis N95 telah didistribusikan kepada dokter dan perawat yang merawat pasien Covid-19 paling kritis.

Masker N95 atau yang dikenap sebagai FFP2 di Eropa atau KN95 di China daratan, memainkan peran penting dalam perawatan kesehatan karena memblokir lebih dari 90% partikel di udara yang mungkin membawa coronavirus jenis baru.

Apa yang terjadi di Belanda menunjukkan bahwa ini bukan kali pertama negara-negara Eropa memiliki masalah dengan peralatan medis yang diproduksi di China selama krisis Covid-19.

Pekan lalu, Spanyol mengumumkan bahwa ratusan ribu kit rapid test yang dikirim oleh perusahaan China tidak dapat diandalkan. Laporan serupa juga disampaikan Republik Ceko.

Menurut Kementerian Kesehatan, Kesejahteraan, dan Olahraga Belanda, masker tidak pas dan filter tidak berfungsi dengan baik.

"Menyusul kekurangan, kami mendapati diri kami dalam situasi di mana satu-satunya peralatan pelindung yang tersedia tidak memenuhi standar tertinggi. Ini adalah masalah di semua negara," ujar pernyataan yang dirilis Kementerian Kesehatan, Kesejahteraan, dan Olahraga Belanda. "Sabtu lalu, pengiriman pertama dari pabrikan China sebagian dikirimkan. Itu merupakan masker dengan sertifikat kualitas KN95."

Sponsored

Kementerian diberi tahu oleh para pengawas bahwa kualitas pengiriman tidak memenuhi kriteria.

"Sebagian dari pengiriman ini dikirim ke penyedia layanan kesehatan, sementara sisa kargo segera ditahan dan tidak didistribusikan lebih lanjut," sebut pernyataan yang sama. "Uji kedua juga menunjukkan bahwa masker tidak memenuhi standar kualitas. Sekarang telah diputuskan bahwa seluruh pengiriman tidak akan digunakan. Pengiriman baru akan menjalani tes tambahan."

Masalah dengan masker pelindung pabrikan pertama kali terdeteksi oleh rumah sakit yang menerimanya, dengan petugas kesehatan menemukan masker tidak pas. Dan hal itu memicu keraguan pada kualitas produk.

Menurut standa Eropa, masker wajah FFP2 seharusnya memiliki efisien filiter sebesar 92%. Mengutip sebuah sumber, NOS melaporkan bahwa masker pabrikan China bukan kualitas FFP2 atau tingkat keamanannya kurang dari FFP0.8, yang berarti itu kurang dari setengah efisiensi filter yang diperlukan untuk masuk kategori FFP2.

"Ketika dikirim ke rumah sakit kami, saya langsung menolaknya," ujar seseorang dari sebuah rumah sakit yang mengatakan bahwa pihaknya mendapati sejumlah masker cacat. "Jika masker tidak pas, partikel virus dapat melewatinya. Kami tidak menggunakannya. Itu tidak aman bagi orang-orang kami."

Seorang juru bicara untuk Catharina Hospital di Kota Eindhoven menuturkan hal senada. 

"Bukan hanya saat ini, ada banyak sampah di pasar. Ada orang yang mencoba mengambil keuntungan dari krisis saat ini dengan harga tinggi," kata dia.

China memperingatkan agar sejumlah pihak tidak ambil kesempatan untuk mengecam China dan niat tulusnya dalam mengirim pasokan anti-Covid-19 di tengah laporan bahwa Belanda menarik masker pelindung pabrikan China yang cacat.

"Mengenai masalah sejumlah masker yang dibeli Belanda dari China tidak sesuai untuk staf medis ICU, Belanda masih mencermati situasinya dan jika ada informasi lebih lanjut maka (mereka) akan menginformasikan pihak China lebih dulu," ujar Duta Besar China untuk Belanda Xu Hong.

"Wajar jika beberapa masalah muncul saat kerja sama. Masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan secara objektif, tanpa harus dipolitisasi." (South China Morning Post dan Global Times)

Berita Lainnya
×
tekid