sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Uni Eropa-ASEAN luncurkan laporan kerja sama tahunan

Laporan tersebut memaparkan sejumlah kemitraan strategis Uni Eropa-ASEAN di berbagai bidang.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 08 Agst 2019 17:37 WIB
Uni Eropa-ASEAN luncurkan laporan kerja sama tahunan

Pada Kamis (8/8), Uni Eropa dan ASEAN meluncurkan laporan tahunan terkait kerja sama pembangunan pada 2018 yang disebut EU-ASEAN Blue Book 2019. Laporan tersebut memaparkan sejumlah kemitraan strategis di berbagai bidang.

"Laporan ini merangkum kuatnya kemitraan antara Uni Eropa dan ASEAN dan memperlihatkan apa yang dapat dicapai ketika dua contoh paling maju dari integrasi regional di dunia bekerja bersama dalam pembangunan," tutur Wakil Sekretaris Jenderal untuk Komunitas Sosial Budaya ASEAN Kung Phoak dalam acara "Launching of EU-ASEAN Blue Book 2019" di Sekretariat ASEAN, Jakarta.

Kuasa Usaha Ad Interim Misi Uni Eropa untuk ASEAN Lucas Cibor menyatakan bahwa Blue Book 2019 mencantumkan kerja sama pembangunan dalam sejumlah bidang yakni politik, ekonomi dan sosial budaya.

Dalam bidang politik, lanjutnya, sebagai salah satu pendiri ASEAN Regional Forum (ARF), Uni Eropa berkomitmen untuk meningkatkan kolaborasi dalam isu politik dan keamanan.

"Banyaknya jumlah kunjungan pejabat tinggi Uni Eropa ke negara-negara di Asia Tenggara pada 2018 menunjukkan adanya kesamaan tujuan dalam meningkatkan keamanan regional dan stabilitas di kawasan tersebut," tambahnya.

Salah satu capaian dalam bidang kerja sama politik merupakan program EU-ASEAN Migration and Border Management. Program tersebut membantu negara anggota ASEAN untuk menunjang kapasitas dalam upaya pencegahan dan penurunan kejahatan lintas negara, serta peningkatan kontrol di perbatasan.

Sementara itu di bidang ekonomi, Uni Eropa-ASEAN menyelenggarakan program Enhanced ASEAN Regional Integration Support from the EU (ARISE Plus).

"Program ini pada dasarnya mempercepat integrasi ekonomi regional dan mendukung upaya menyempurnakan kerangka peraturan dan kebijakan terkait perdagangan dan bea cukai," jelas Cibor.

Sponsored

Selain itu, pada 2018 ASEAN dan Uni Eropa juga menyelenggarakan program ASEAN Farmers Organizations Support (AFOSP), sebuah inisiatif yang bertujuan meningkatkan penghidupan dan ketahanan pangan bagi para petani kecil di Asia Tenggara.

Cibor menjelaskan bahwa hingga saat ini, program tersebut telah menjangkau 14 juta petani dan 1.200 organisasi pertanian di kawasan.

Pada bidang sosial budaya, kedua pihak menginisiasi program Safe and Fair yang berkontribusi untuk memperbaiki kondisi kerja bagi para perempuan pekerja migran di Asia Tenggara.

Ada pula program Integrated Program in Enhancing the Capacity of AHA Centre yang merupakan bentuk bantuan Uni Eropa untuk menaikkan ketahanan kawasan dan memitigasi dampak bencana alam pada manusia, ekonomi, sosial dan lingkungan.

Cibor mengharapkan bahwa pada 2019, kerja sama antara Uni Eropa dan ASEAN akan terus meningkat.

"Walaupun capaian kami sudah banyak, saya yakin masih ada ruang untuk bertumbuh. Mungkin ke depannya ASEAN dan Uni Eropa dapat bekerja sama dalam sejumlah isu penting seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, dan perdagangan antarkawasan," ungkapnya.

Berita Lainnya
×
tekid