sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Venezuela memanas: Oposisi deklarasikan diri sebagai presiden sementara

Deklarasi pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden Venezuela sementara didukung oleh AS, Uni Eropa, dan banyak negara lainnya.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Kamis, 24 Jan 2019 12:01 WIB
Venezuela memanas: Oposisi deklarasikan diri sebagai presiden sementara

Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido pada Rabu (23/1) mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara. Aksinya tersebut mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan banyak negara Amerika Latin. Di lain sisi, memicu Nicolas Maduro yang berhaluan sosialis memutuskan hubungan dengan Negeri Paman Sam.

Berbicara di hadapan para pendukungnya di luar istana presiden Miraflores di Caracas, Madoro mengatakan, dia memberi tenggat 72 jam bagi personel diplomatik AS untuk angkat kaki dari Venezuela.

Donald Trump secara resmi mengakui deklarasi Guaido dan memuji rencananya untuk segera mengadakan pemilu. Langkah serupa diikuti oleh Kanada, Uni Eropa dan sejumlah pemerintah Amerika Latin yang cenderung berhaluan kanan, termasuk tetangga Venezuela, Brasil dan Kolombia.

Kementerian Luar Negeri AS dalam pernyataannya menuturkan bahwa mereka tidak akan memulangkan diplomatnya karena tidak mengakui rezim Maduro sebagai pemerintah Venezuela.

"AS tidak mengakui mantan Presiden Nicolas Maduro memiliki wewenang hukum untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan AS atau menyatakan para diplomat kami persona non grata," demikian bunyi pernyataan AS.

Menteri Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini menegaskan, "UE sangat menyerukan dimulainya proses politik segera yang mengarah ke pemilihan umum yang bebas dan kredibel, sesuai dengan tatanan Konstitusi."

Dalam unjuk rasa besar-besaran yang melibatkan ratusan ribu rakyat Venezuela, Guaido menyatakan bahwa Maduro telah merebut kekuasaan. Dia berjanji untuk menciptakan pemerintahan transisi yang akan membantu negara itu keluar dari krisis ekonomi parah.

"Saya bersumpah untuk mulai bekerja demi menjamin diakhirinya perebutan kekuasaan," kata Guaido.

Sponsored

Deklarasi Guaido menyeret Venezuela ke konflik baru, dengan kemungkinan oposisi sekarang menjalankan pemerintahan paralel yang diakui sah di luar negeri, namun tidak memiliki kendali atas fungsi-fungsi negara.

Dalam pidatonya yang disiarkan dari istana kepresidenan, Maduro menuduh oposisi berusaha melancarkan kudeta dengan dukungan AS, yang disebutnya berusaha memerintah Venezuela dari Washington.

"Sudah cukup kami mendapat intervensi, kami punya martabat," ungkap Maduro diapit oleh para petinggi Partai Sosialis.

Adapun Menteri Pertahanan dan pejabat militer tidak hadir menemani Maduro. Tidak ada penjelasan soal ini.

Dukungan Kremlin untuk Venezuela

Venezuela, yang memiliki cadangan minyak terbesar di dunia, pernah membuat iri ekonomi Amerika Selatan. Korupsi, keresahan sosial, dan jatuhnya komoditas global membuat perekonomian negara itu hancur.

Di tengah krisis, Maduro menyambut baik penempatan dua pengebom Rusia Tu-160. Jet tempur Rusia, yang mampu membawa senjata nuklir itu mendarat di Caracas bulan lalu. 

Kebijakan tersebut diambil untuk menunjukkan dukungan Moskow terhadap rezim sosialis pimpinan Maduro.

Penempatan jet tempur Rusia di Venezuela mengundang kritikan Pentagon.

"Pemerintah Venezuela harus fokus pada penyediaan bantuan kemanusiaan dan bantuan untuk mengurangi penderitaan rakyatnya. Bukan pada pesawat perang Rusia," tegas juru bicara Pentagon Kolonel Rob Manning bulan lalu.

Menlu AS Mike Pompeo juga mengutuk kebijakan Venezuela tersebut.

"Rakyat Rusia dan Venezuela harus melihat: dua pemerintah korup menghambur-hamburkan dana publik, dan menindas kemerdekaan serta kebebasan sementara rakyat menderita," tulis Pompeo di Twitter.

Sementara itu, Kremlin menolak kritik AS dan mengatakan bahwa Pompeo salah dan tidak diplomatis mengutuk penempatan jet tempur mereka di Venezuela.

"Kami menganggap itu sepenuhnya tidak pantas," tutur juru bicara Kremlin Dmitry Peskov setelah pengerahan itu.

Manning kemudian mengingatkan bahwa militer AS mengerahkan kapal rumah sakit USNS Comfort ke Amerika Selatan pada awal tahun ini untuk menyediakan bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi yang melarikan diri dari kondisi putus asa.

Sejak ditempatkan pada musim panas ini, Comfort, sebuah kapal yang dulunya adalah tanker minyak raksasa dan kini menjadi rumah sakit terapung dengan 1.000 tempat tidur, telah merawat lebih dari 20.000 orang di sepanjang pemberhentiannya di berbagai negara di Amerika Tengah dan Selatan.

"Bandingkan ini dengan Rusia, yang pendekatannya terhadap bencana buatan manusia di Venezuela adalah mengirim pesawat pengebom, bukan bantuan kemanusiaan," ujar Manning.

Trump janjikan tekanan diplomatik

Maduro memulai masa jabatan kedua pada 10 Januari menyusul pemilu yang diboikot secara luas tahun lalu, yang oleh banyak pemerintah asing disebut sebagai kebohongan. 

Konstitusi Venezuela mengatakan jika kepresidenan kosong, pemilihan baru harus digelar dalam waktu 30 hari dan kepala kongres harus memangku jabatan kepresidenan sementara itu.

Namun, Mahkamah Agung pro-pemerintah telah memutuskan bahwa semua tindakan yang diambil oleh kongres adalah batal demi hukum dan pemerintah Maduro sebelumnya menuduh Guaido melakukan kudeta dan mengancamnya dengan penjara.

Mentor politik Guaido, Leopoldo Lopez, ditangkap pada tahun 2014. Itu merupakan salah satu dari penangkapan puluhan aktivis dan pemimpin oposisi yang dipenjara oleh pemerintah karena dituduh berupaya menggulingkan Maduro melalui demonstrasi jalanan yang penuh kekerasan pada 2014 dan 2017.

"Saya akan terus menggunakan kekuatan penuh ekonomi dan diplomatik AS untuk mendesak pemulihan demokrasi Venezuela," sebut Trump.

Menurut sejumlah sumber, pemerintahan Trump dapat menjatuhkan sanksi terhadap minyak Venezuela dalam pekan ini. Venezuela memiliki cadangan minyak mentah terbesar di dunia dan merupakan pemasok utama bagi perusahaan penyuling minyak AS.

Maduro telah memimpin Venezuela ke dalam krisis ekonomi terburuknya, dengan perkiraan hiperinflasi mencapai 10 juta persen tahun ini. Sekitar tiga juta rakyat Venezuela telah melarikan diri ke luar negeri selama lima tahun terakhir untuk menghindari kekurangan makanan dan obat-obatan. (CNBC dan Anadolu Agency)

Berita Lainnya
×
tekid