sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

WHO: Pengembangan vaksin Covid-19 butuh US$30 miliar lebih

WHO membuat ACT untuk pengembangan dan produksi vaksin Covid-19.

Valerie Dante
Valerie Dante Sabtu, 27 Jun 2020 13:15 WIB
WHO: Pengembangan vaksin Covid-19 butuh US$30 miliar lebih

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, inisiatif global untuk mempercepat pengembangan dan produksi vaksin serta perawatan coronavirus baru (Covid-19) akan membutuhkan lebih dari US$30 miliar.

Mereka menjelaskan, rencana pengembangan dan produksi vaksin tersebut dinamakan Access to Covid-19 Tools Accelerator (ACT). Hingga kini terkumpul dana US$3,4 miliar dan tambahan US$27,9 miliar lainnya diperlukan untuk setahun ke depan.

"Ini adalah invesitasi yang layak dilakukan," tutur pejabat WHO yang bersinggungan dengan ACT, Ngozi Okonjo-Iweala, dalam sebuah pengarahan pers secara virtual, Jumat (26/6). "Jika kita tidak menggalang dana sekarang, maka semakin banyak nyawa akan melayang dan kerusakan ekonomi akan semakin dalam."

Okonjo-Iweala menilai, lebih baik menghabiskan miliaran dolar sekarang untuk mencegah potensi menderita kerugian triliunan dolar di masa depan.

"Sekarang saatnya untuk bertindak bersama," tuturnya dan menekankan pentingnya semua orang mengakses perawatan dan pengobatan Covid-19.

Dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menuturkan, seluruh pihak harus menemukan vaksin dan perawatan yang efektif sesegera mungkin untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. 

Dia menekankan, prinsip inti ACT adalah memastikan seluruh pihak memiliki akses terhadap pengobatan dan perawatan yang diperlukan.

"Vaksin dan perawatan adalah alat vital," kata Tedros. "Tetapi agar benar-benar efektif, mereka harus dilakukan di bawah prinsip solidaritas."

Sponsored

Dana lebih dari US$30 miliar yang dibutuhkan akan memungkinkan WHO mengirimkan 500 juta alat tes Covid-19 dan 245 juta program pengobatan ke negara miskin dan berkembang pada 2021.

Dana tersebut pun akan digunakan untuk mencapai target distribusi dua miliar dosis vaksin pada akhir 2021. (Channel News Asia)

Berita Lainnya
×
tekid