sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Glass: Pamungkas cerdas kisah Unbreakable dan Split

Film karya sutradara M. Night Shyamalan, yang menjadi ending Unbreakable dan Split.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Minggu, 27 Jan 2019 00:00 WIB
Glass: Pamungkas cerdas kisah Unbreakable dan Split

Akting gemilang dan akhir cerita

Akting James McAvoy dalam film ini patut diapresiasi. Memerankan karakter Kevin dengan berbagai kepribadian di dalam tubuhnya, mampu dimainkan James dengan sangat baik. Perubahan karakter yang juga diikuti dengan perubahan bahasa dan mimik wajah, gestur, serta intonasi dalam tiap karakter, dapat dimunculkan dengan ciamik oleh James.

Lompatan ekspresi James ketika memainkan kepribadian Patrice—seorang perempuan dengan karakter antagonis di diri Kevin, lalu beralih ke karakter The Beast yang buas dan beringas, lalu ke karakter Kevin—sosok seseorang yang selalu merasa berumur 9 tahun, terasa halus dan meyakinkan.

James McAvoy dalam film Glass (2019). (Imdb.com).

Bahkan, saat James memerankan kepribadian seorang perempuan keturunan bangsawan Inggris, gestur tubuhnya juga terlihat anggun, dengan kaki bersilang, dagu terangkat, dan nada bicara yang diatur seberwibawa mungkin.

Karakter Kevin memang memiliki porsi lebih dibandingkan dengan karakter lainnya, termasuk karakter David Dunn yang dimainkan Bruce Willis. Bruce tampil dengan karakternya yang umum, seperti banyak kita simak di film-film aksinya: macho, berwibawa, dan kaku.

Sang sutradara, Shyamalan, ingin memainkan plot twist yang membuat penonton terkejut. Alur cerita yang datar dan monoton sedari awal ditutup dengan akhir yang tak terduga. Meski tak terlalu istimewa, cara Shyamalan mengakhiri cerita cukup baik.

Membunuh karakter utama dalam akhir sebuah cerita, banyak kita temukan dalam berbagai karya. Sebuah teknik yang banyak digunakan pengarang untuk mengakhiri cerita, ketika si pengarang kehabisan ide, dan tak tahu mau diapakan karakter-karakter yang telah dibangunnya.

Sponsored

Glass (2019) merupakan lanjutan dari film Unbreakable (2000) dan Split (2016) garapan sutradara M. Night Shyamalan.

Glass memang tidak menampilkan adegan-adegan perkelahian yang dramatis antarpahlawan super sedari awal, seperti perkelahian Batman vs Superman. Dia tampaknya ingin menonjolkan bangunan cerita tentang superhero yang normal, suatu kekuatan yang dapat bangkit dari pengalaman traumatik seseorang.

Hanya saja, kekuatan ini harus tunduk takluk dengan semua teknologi ciptaan manusia biasa. Satu akhir cerita yang membuat saya sebagai penonton merasa klise. Namun, plot twist yang dihadirkan Shyamalan cukup berhasil. Dia sukses menyimpan satu kartu untuk dibuka terakhir. Kartu kunci yang menjelaskan cerita secara keseluruhan.

Bagi penggemar karya-karya Shyamalan, tentu sudah tidak asing lagi dengan akhir cerita seperti ini. Shyamalan tampaknya memiliki spesialisasi untuk menghadirkan cerita tak terduga dalam tiap narasi yang dibangunnya.

starstarstarstarstar3

Ending menarik. Alur cerita tak terduga. Akting James McAvoy bagus.

 

Berita Lainnya
×
tekid