Jadi tren, kenapa anak muda mengadopsi spirit doll?
Spirit doll adalah boneka menyerupai anak manusia yang dipercaya membawa arwah seorang bayi.

Spirit doll atau boneka arwah belakangan viral di Indonesia. Spirit doll adalah boneka menyerupai anak manusia yang dipercaya membawa arwah seorang bayi.
Orang-orang yang memiliki spirit doll ini akan memperlakukannya layaknya anak sendiri. Mereka memberi pakaian, merawat, dan menggendongnya layaknya seorang bayi.
Beberapa artis Indonesia seperti Celine Evangelista, Roy Kiyoshi, Furi Harun, dan Ivan Gunawan adalah sederet figur publik yang memiliki boneka arwah ini. Dalam akun Instagram pribadinya, Ivan Gunawan bercerita dia mengadopsi dua boneka arwah yakni Miracle dan Marvel.
Tak tanggung-tanggung, Ivan Gunawan bahkan membuat akun Instagram khusus untuk kedua “anak”-nya itu. Dalam akun Instagram @anakputramahkota, Ivan memperlakukan kedua boneka itu layaknya anak sendiri. Beberapa momentum kebersamaan terekam seperti merayakan Natal, menidurkan, hingga membeli perlengkapan sehari-hari layaknya bayi manusia.
Kendati demikian, Igun, sapaan akrabnya, membantah jika bersama kedua “buah hatinya” itu dia melakukan ritual mistis. Igun mengaku tak ambil pusing dengan pandangan miring masyarakat, yang jelas dia akan tetap mengurus Miracle dan Marvel layaknya anak dan itu membuat dirinya bahagia.
Jika dilihat dari sejarahnya, boneka arwah atau spirit doll mulai berkembang di Thailand sejak 2014 silam. Boneka ini dipercaya membawa roh anak kecil melalui ritual pemujaan terhadap Dewi Parwati. Dewi Parwati bertugas untuk memanggil arwah anak kecil untuk bersemayam di dalam boneka yang diinginkan. Menurut kepercayaan, boneka arwah bisa membawa keberuntungan bagi yang merawatnya.
Sejalan dengan keyakinan itu, Psikolog Klinis Adityana Kasandra Putranto, mengatakan percaya kepada boneka arwah biasanya berhubungan erat dengan kebudayaan dan kepercayaan. “Percaya kepada boneka arwah tidak beda jauh dengan percaya kepada keris, patung, dan lainnya,” ujar Adityana dalam pesan singkat melalui WhatsApp.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Cuan benda “magis” dan mengapa praktik perdukunan eksis
Minggu, 14 Agst 2022 06:27 WIB
Food Estate: Upaya menambah lahan yang hasilnya tak bisa instan
Sabtu, 13 Agst 2022 06:22 WIB