Kegembiraan hidup Ria Irawan hingga napas terakhir
Ria menjalani beragam pengobatan dan kemoterapi, termasuk untuk menyembuhkan kanker dinding rahim atau endometrium sejak 2014.
Aktif hingga menjelang tutup usia
Aktor teater dan film Yayu W Unru menegaskan kepribadian Ria selaku pekerja seni yang energik, ceria, dan sangat peduli dengan beragam persoalan. Sebagai sesama seniman yang bergelut di bidang seni peran, Yayu mengenal Ria semasa aktif berkegiatan bersama di Taman Ismail Marzuki, sekitar 1983.
“Dia ikut gabung berteater dan pantomim. Pada era break dance di ‘85, Ria juga termasuk pelaku aktif yang terus melibatkan diri,” ujar Yayu, Senin (6/1).
Adapun setahun belakangan, menurut Slamet, Ria turut aktif dalam proses penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang perfilman bersama tim Pusbang Film Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebagai upaya menerapkan standar kelayakan profesi aktor film, kata Slamet, Ria menekuni kompetensi keaktoran untuk kebutuhan industri film.
“Dalam menyusun SKKNI bidang perfilman itu, dia selalu hadir dan memperjuangkan peranan para pemain (aktor) di situ. Karena bagaimanapun bahasa teknis sangat dipakai dalam membuat film,” kata Slamet.
Sebagai pengajar Jurusan Film di Institut Kesenian Jakarta, Slamet mengibaratkan Ria sebagai gambaran imaji dalam menjalani hidup dengan kegembiraan. Menurut Slamet, sebuah film yang bagus mampu menyampaikan gambaran imajinasi.
“Film bagus itu bukan hanya berupa rentetan gambar, melainkan memvisualisasikan cerita. Ria adalah salah satu aktor potensial yang dengan kegembiraan dan keterbukaan jiwanya menggambarkan bahwa hidup adalah kegembiraan, bukan penderitaan. Kenyataan penyakit cancer dia hadapi dengan kegembiraan. Sampai meninggalnya dia pun tetap tersenyum,” katanya.
Ria Irawan kini sudah kembali ke pangkuan Ilahi. Dia meninggalkan gambaran kebahagiaan menjalani hidup beserta puluhan film yang dia bintangi, dan karya lain semasa hidupnya.