sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kisah para pembersih paku di jalanan ibu kota

Mereka menyapu paku-paku di jalanan menggunakan alat mirip rangkaian magnet, yang ditumpuk dan diikat dengan kawat atau tali.

Robertus Rony Setiawan
Robertus Rony Setiawan Senin, 18 Mar 2019 12:00 WIB
Kisah para pembersih paku di jalanan ibu kota

Modus penyebar paku

Papang mengatakan, ada beberapa modus yang dipakai oknum penyebar paku di jalanan. Dengan mengendarai sepeda motor matik, oknum penyebar paku meletakkan butiran paku dekat pijakan kaki bagian depan motor.

Ada juga yang menjatuhkan paku-paku yang dibungkus dalam buntalan plastik hitam di bagian tengah jalan. Papang dan anggota GBRP lainnya pernah menemukan buntalan berisi paku itu ketika membersihkan paku akhir Februari 2019.

Komunitas pembersih paku di jalanan lainnya adalah Sapu Bersih (Saber). Salah seorang relawan Saber, Abdul Rohim juga memberitahu soal modus ranjau berbentuk buntalan plastik.

Abdul Rohim, anggota Sapu Bersih (Saber). /Alinea.id/Robertus Rony Setiawan.

“Saat dilindas ban mobil atau sepeda motor, buntalan plastik robek. Jadi paku-pakunya bisa menyebar ke kanan dan kiri jalan,” kata Rohim, yang dikenal sebagai perintis sukarelawan pembersih ranjau paku di Jakarta dan sudah bergiat sejak 2010, ditemui di kawasan Tanjung Duren Barat, Jakarta Barat, Rabu (13/3).

Dengan metode semacam itu, menurut Papang, ancaman ranjau paku bagi pengendara menjadi lebih meluas. Dahulu, lanjut dia, umumnya paku bersebaran di pinggir jalan.

“Tetapi lama-lama juga ada yang disebar di tengah jalan. Jadi, terutama pengendara motor sulit untuk menghindari ranjau paku,” tutur Papang.

Sponsored

Papang, Dwi, dan Rohim sama-sama membersihkan paku di jalanan di sela-sela waktu kerja mereka. Bisanya, mereka melakukan pembersihan paku pagi hari pukul 06.30 hingga 07.30 atau sore sekitar pukul 16.00 hingga 19.00.

Mereka menyapu paku-paku di jalanan menggunakan alat mirip rangkaian magnet, yang ditumpuk dan diikat dengan kawat atau tali. Di pinggir magnet itu juga dipasangi lampu kelap-kelip, agar dapat terlihat dari kejauhan di malam hari.

“Teknik yang kami pakai ini kami sebut lihat, ambil, dan singkirkan,” kata Papang.

Aparat tak peduli

Papang, salah seorang anggota komunitas Gerakan Bersih Ranjau Paku (GBRP). /Alinea.id/Robertus Rony Setiawan.

Dwi mengaku, anggota komunitas GBRP kerap mendapatkan ancaman dari orang-orang yang mereka duga sebagai oknum penyebar paku. Dwi mengatakan, para oknum tersebut memang selalu mencari waktu saat tak dilakukan pembersihan.

“Jadi, kita kucing-kucingan. Kapan kita bersihin, mereka enggak mau nyebar paku dulu. Kalau kita pas enggak operasi, mereka nyebar lagi,” ujar Dwi.

Dwi mengatakan, mereka seringkali berjumpa di jalan dengan para oknum penyebar paku. Namun, mereka tidak merasa berhak untuk menegur ulah penyebar ranjau itu.

“Bukan hak dan kuasa kami untuk menindak oknum,” ujarnya.

Sayangnya, Papang mengakui, pihak polisi lalu lintas acapkali tak memedulikan aktivitas mereka ketika membersihkan paku di jalanan. “Kalau kami bersih-bersih waktu malam, kalau ada mobil polisi, ya mereka diam saja,” kata Papang.

Sementara itu, Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Darmaningtyas, ranjau paku menjadi semacam modus kejahatan yang memanfaatkan kelengahan pengendara. Terutama bagi pengendara yang melintas pada malam hari dan di lokasi sepi.

Tidak sekadar dimanfaatkan oleh beberapa penambal ban nakal, namun lebih jauh lagi, menjadi celah kejahatan yang serius.

“Ini (ranjau paku) pintu masuk tindak kejahatan, misalnya usaha pelaku dengan motif ingin merampok. Selama ada maksud melakukan kejahatan, maka masalah ranjau paku ini akan tetap ada,” tutur Darmaningtyas ketika dihubungi, Jumat (15/3).

Beberapa cara agar terhindar dari ranjau paku di jalanan.

Di sisi lain, Lurah Bendungan Hilir, Rida Mufrida berharap, perlu penguatan pengawasan oleh petugas keamanan di gedung-gedung kawasan Jalan Gatot Subroto. Misalnya, dengan memasang kamera pengawas yang mengarah ke sisi jalan yang disinyalir menjadi lokasi persebaran paku.

Menurutnya, peran komunitas pembersih paku perlu kerja sama dengan pihak aparat keamanan.

Walau banyak tantangannya, semangat para pembersih paku di jalanan pantang kendur. Bagi Dwi dari GBRP, apa yang dilakukannya sebagai kegiatan sosial dan keikhlasan.

“Kita enggak mau dibayar, dan enggak mau membayar. Asal kita berbuat yang baik, nanti pahalanya kita juga yang terima,” ucap Dwi.

Berita Lainnya
×
tekid