sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mengenal vaksin Covid-19 AstraZeneca dan skema Covax

AstraZeneca menjadi mitra Covax dalam memastikan masyarakat di seluruh dunia dapat mengakses vaksin secepat mungkin.

Indah Nawang Wulan
Indah Nawang Wulan Selasa, 09 Mar 2021 09:49 WIB
 Mengenal vaksin Covid-19 AstraZeneca dan skema Covax

Dosis pertama vaksin Covid-19 AstraZeneca yang didatangkan ke Indonesia melalui skema Covax telah tiba di Jakarta, Senin (8/3). Indonesia merupakan salah satu negara pertama di Asia yang menerima dosis vaksin Covid-19 melalui inisiatif global yang dikelola oleh badan dunia World Health Organization (WHO) ini.

Covax Facility bertujuan untuk memastikan akses yang tepat waktu dan merata terhadap vaksin Covid-19 yang aman dan efektif untuk semua negara yang termasuk dalam negara AMC (Advanced Market Commitment), terlepas dari tingkat pendapatan negara tersebut. Seperti diketahui, Covax Facility memiliki target pengadaan vaksin bagi 20% dari populasi setiap negara AMC dan mendukung kesiapan negara AMC untuk melakukan rencana vaksinasi nasional.

Kedatangan 1,1 juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca lewat skema Covax tersebut, disambut oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Lestari Priansari Marsudi, Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia Debora Comini, Plt Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Arianti Anaya, dan Kepala Perwakilan WHO untuk Indonesia N Paranietharan. Ini adalah bagian dari 11,7 juta dosis yang akan tiba mulai sekarang hingga Mei 2021. Selain itu, AstraZeneca akan memasok 50 juta dosis lagi ke Indonesia.

AstraZeneca menjadi mitra Covax dalam memastikan masyarakat di seluruh dunia dapat mengakses vaksin secepat mungkin. Kemitraan ini menekankan komitmen AstraZeneca untuk menyediakan vaksin yang aman dan efektif secara nirlaba selama pandemi dan memastikan vaksin Covid-19 tersedia di seluruh dunia untuk negara berkembang. Hari ini menandai langkah penting dalam memperluas akses global yang merata terhadap vaksin dan mengubah situasi pandemi ke arah yang lebih baik.

Distribusi vaksin mengikuti Daftar Penggunaan Darurat (Emergency Use Listing atau EUL) terbaru dari WHO untuk imunisasi aktif pada individu berusia 18 tahun ke atas, memberikan jalur akses yang vital dan cepat. Dosis telah dialokasikan dengan merata sesuai dengan Kerangka Kerja Alokasi Covax yang menentukan volume per negara peserta berdasarkan beberapa faktor.

Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia Sewhan Chon mengatakan, AstraZeneca telah bekerja dengan mitra secara global untuk menyediakan akses vaksin secara luas, merata dan tepat waktu bagi sebanyak mungkin orang secara nirlaba, selama masa pandemi.

"Kami berharap masyarakat di Indonesia akan segera terlindungi dari COVID-19 saat mereka menerima vaksin kami,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/3)

AstraZeneca adalah perusahaan farmasi global pertama yang bergabung dengan Covax pada Juni 2020, sejalan dengan komitmen bersama perusahaan terhadap akses global yang merata terhadap vaksin. Bersama dengan mitra lisensinya, Serum Institute of India, ratusan juta dosis vaksin AstraZeneca direncanakan akan diberikan kepada 142 negara melalui skema Covax, apabila memungkinkan dari sisi operasional dan ketersediaan.

Sponsored

Vaksin Covid-19 AstraZeneca diklaim terbukti dapat ditoleransi dengan baik dan efektif dalam mencegah Covid-19 dengan gejala. Satu dosis vaksin memiliki kemanjuran 76% terhadap Covid-19 dengan gejala dalam 90 hari pertama setelah vaksinasi, tanpa penurunan perlindungan yang signifikan selama periode ini. Kemanjuran vaksin setelah dosis kedua lebih tinggi apabila diberikan dengan interval yang lebih lama, mencapai 81,3% apabila interval pemberian dosis pertama dan kedua 12 minggu atau lebih.

Hasil uji klinis telah mengonfirmasikan vaksin Covid-19 AstraZeneca mampu 100% mencegah terjadinya penyakit parah, rawat inap, dan kematian, lebih dari 22 hari setelah dosis pertama diberikan. Penelitian juga menunjukkan bahwa vaksin mengurangi penularan virus tanpa gejala secara signifikan hingga dua pertiga, berdasarkan swab test mingguan yang dilakukan pada sukarelawan dalam uji coba di Inggris.

Vaksin Covid-19 AstraZeneca, sebelumnya AZD1222

Vaksin Covid-19 AstraZeneca ditemukan bersama oleh Universitas Oxford dan perusahaan spin-outnya, Vaccitech. Vaksin ini menggunakan vektor virus simpanse yang tidak bereplikasi berdasarkan versi yang dilemahkan dari virus flu biasa (adenovirus) yang menyebabkan infeksi pada simpanse dan mengandung materi genetik dari protein spike virus SARS-CoV-2. Setelah vaksinasi, protein permukaan spike diproduksi, yang mempersiapkan sistem kekebalan untuk menyerang virus SARS-CoV-2 jika kemudian menginfeksi tubuh.

EUL WHO ini didasarkan pada hasil analisis kemanjuran gabungan dari 11.636 peserta penelitian berusia 18 tahun ke atas, menghasilkan 131 infeksi Covid-19 dengan gejala dari  Inggris dan Brasil, dalam uji klinis Fase III yang dilakukan oleh Universitas Oxford.

Keamanan keseluruhan didasarkan pada analisis sementara dari data yang dikumpulkan dari empat uji klinis yang dilakukan di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan yang mencakup 23.745 peserta berusia 18 tahun ke atas. Vaksin Covid-19 AstraZeneca dapat ditoleransi dengan baik dan tidak ada kejadian keamanan serius yang dikonfirmasi terkait dengan vaksin tersebut. Para peserta berasal dari berbagai kelompok etnis dan geografis yang sehat atau memiliki kondisi medis awal yang stabil.

Selain program yang dipimpin oleh Universitas Oxford, AstraZeneca pun sedang melakukan uji coba besar di AS dan juga global. Secara total, Universitas Oxford dan AstraZeneca berharap dapat menyertakan hingga 60.000 peserta penelitian secara global.

Vaksin Covid-19 AstraZeneca telah diberikan otorisasi pemasaran bersyarat atau penggunaan darurat di lebih dari 50 negara, dengan WHO EUL sekarang mempercepat jalur akses di hingga 142 negara melalui Fasilitas Covax.

Berita Lainnya
×
tekid