Selain berat badan ideal, tekanan darah stabil, atau kadar gula normal, kini semakin banyak orang yang menjadikan VO2 max sebagai tolok ukur utama kesehatan dan kebugaran yang bikin panjang umur.
Olahraga yang dipercaya mampu meningkatkan VO2 max, dari lari interval hingga dance ringan, mulai jadi tren dan sering dibicarakan. Soalnya, VO2 max bukan cuma soal daya tahan fisik, tapi juga berkaitan langsung dengan kesehatan paru-paru dan daya tahan tubuh terhadap penyakit pernapasan seperti batuk.
VO2 max adalah kapasitas maksimal tubuh dalam memanfaatkan oksigen saat olahraga. Nilai ini menunjukkan seberapa efisien jantung, paru-paru, dan otot bekerja sama dalam menyuplai dan menggunakan oksigen. Meningkatkan VO2 max berarti tubuh bekerja lebih optimal, energi dibakar lebih efektif, dan risiko berbagai penyakit kronis bisa ditekan.
Sebuah studi terbaru mengungkapkan, VO2 max merupakan indikator penting dalam memprediksi umur panjang seseorang.
Tapi, sebenarnya butuh waktu berapa lama durasi berolahraga setiap hari untuk meningkatkan VO2 max?
Lifestyle influencer Gerald Vincent di salah satu konten Tiktoknya mengatakan tak perlu waktu lama dan olahraga yang membosankan untuk meningkatkan VO2 max. Menurutnya, berdasarkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, aktivitas olahraga yang dianjurkan adalah 75 menit hingga 150 menit per minggu.
"Jika kita ambil tengahnya, 105 menit, berarti cukup dengan 15 menit bergerak setiap hari, jika kita konsisten bisa meningkatkan imun tubuh dan mencegah penyakit seperti batuk, misalnya," ujar Gerald, dikutip Kamis (19/6).
Menurut Gerald, salah satu kegiatan yang bisa mendukung kesehatan jantung dan melancarkan darah ke paru-paru adalah menari alias dance," katanya.
Peningkatan VO2 max tidak harus dilakukan lewat latihan berat. Dance 15 menit setiap hari—yang ringan, menyenangkan, dan bisa dilakukan siapa saja, cukup untuk memberi dampak besar. Dance singkat ini bukan cuma bisa membantu memperkuat sistem imun dan menjaga kesehatan paru-paru, tapi juga menjadi langkah mudah untuk hidup lebih sehat dan lebih lama.
Manfaat dance
Di zaman ketika duduk seharian sudah jadi kebiasaan umum, dance selama 15 menit setiap hari bisa menjadi solusi sederhana namun efektif. Selain menyenangkan, dance juga mendukung kesehatan pernapasan, meningkatkan imunitas, dan mencegah gangguan ringan seperti batuk yang sering dianggap sepele.
Menurut Dokter Spesialis Paru dan Onkologi, Ramadhani Soeroso atau yang dikenal sebagai dokter Deni Soeroso, secara medis, aktivitas fisik selama 15 menit setiap hari, termasuk gerakan dance ringan, dapat memberikan dampak positif langsung terhadap sistem pernapasan.
"Saat tubuh aktif bergerak, jantung akan bekerja lebih efisien sehingga paru-paru dapat menyerap oksigen dengan lebih optimal," tutur dokter Deni Soeroso di dalam konten media sosial.
Ia menambahkan aktivitas ini juga mendorong peningkatan VO2 max. Dengan peningkatan suplai oksigen, tubuh akan memproduksi lebih banyak mioglobin, zat penting yang membantu otot menyimpan oksigen.
"Hal ini memperlancar proses pembakaran energi dan mencegah penumpukan asam di otot maupun jaringan paru-paru," ujarnya.
Dalam jangka panjang, tubuh yang aktif punya daya tahan lebih baik terhadap gangguan pernapasan. Dance bahkan kerap digunakan sebagai terapi tambahan untuk menurunkan stres, kecemasan, dan depresi, faktor-faktor yang juga memengaruhi kondisi fisik secara keseluruhan.
Yang menarik, dance bukan aktivitas eksklusif. Siapa saja bisa melakukannya, tanpa perlu keahlian khusus atau alat tertentu. Cukup pilih lagu favorit, ikut gerakan yang sedang tren di media sosial, dan sisihkan waktu 15 menit saja setiap hari. Untuk pekerja kantoran atau siapa pun yang jarang olahraga, ini bisa menjadi titik awal menuju gaya hidup lebih aktif.
"Gerakan ringan selama 15 menit setiap hari merupakan investasi kesehatan yang mudah dilakukan. Tidak perlu keluar rumah, cukup bergerak aktif dari dalam rumah. Ini adalah langkah sederhana yang efektif dalam menjaga kesehatan paru-paru," tuturnya.