close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi buah-buahan./Foto Powell Rasull/Unsplash.com
icon caption
Ilustrasi buah-buahan./Foto Powell Rasull/Unsplash.com
Sosial dan Gaya Hidup - Kesehatan
Rabu, 22 Oktober 2025 08:28

Risiko berbahaya di balik diet buah ekstrem

Apa saja bahayanya bagi kesehatan?
swipe

Awal bulan Oktober, seorang mantan mahasiswi University of Leeds asal Polandia, Karolina Krzyzak, ditemukan meninggal dunia di sebuah kamar hotel di Bali setelah menjalani fruitarian diet atau diet buah ekstrem.

Menurut The Sun, dia kekurangan gizi parah, kuku-kukunya menguning, dan giginya mulai membusuk. Sebelum meninggal, berat badannya hanya sekitar 22 kilogram dan tubuhnya sangat lemah hingga nyaris tak mampu menopang dirinya sendiri.

Fruitarian diet atau diet buah, menurut Healthline, adalah salah satu bentuk pola makan vegan yang sangat ketat. Diet seperti ini menghindari semua produk hewani, termasuk susu dan turunannya. Orang yang menjalani diet ini biasanya mengonsumsi buah-buahan mentah sebagai makanan utama.

“Selain buah segar, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian masih boleh dikonsumsi, tetapi dalam jumlah terbatas,” tulis Healthline.

“Jenis makanan lain seperti kacang polong dan umbi-umbian sangat dibatasi atau bahkan dihindari sama sekali. Makanan yang dimasak, termasuk buah yang dimasak, juga tidak dikonsumsi.”

Bila dikonsumsi dengan porsi wajah, buah bisa menjadi bagian yang sangat sehat dalam pola makan bergizi. Manfaat buah, antara lain kaya serat, sumber vitamin C, kaya kalium, mengandung folat, dan kaya antioksidan.

Namun, menurut Healthline, diet yang hanya berfokus pada buah tak dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisi penting tubuh. Beberapa zat gizi yang sering kekurangan, antara lain protein, lemak sehat, kalsium, vitamin B kompleks, dan asam lemak omega-3.

Ahli gizi Kate Patton mengungkap, diet fruitarian merupakan salah satu pola makan paling ketat dan tidak direkomendasikan. “Diet fruitarian berisiko tinggi menyebabkan kekurangan gizi,” katanya kepada Cleveland Clinic.

“Karena itu, pola makan ini jarang disarankan oleh ahli gizi, sebab tidak termasuk dalam pola makan seimbang.”

Meski mengonsumsi buah sangat bermanfaat, sebaiknya tak lebh dari 25%-30% total makanan harian, agar tak terjadi ketidakseimbangan nutrisi.

“Kamu mungkin memang akan menurunkan berat badan dengan diet fruitarian, tapi itu bukan manfaat yang sebenarnya,” kata Patton.

“Kemungkinan besar, berat yang hilang justru berasal dari massa otot.”

Karena itu, ahli gizi selalu menyarankan untuk memilih pola makan yang bisa dijalankan dalam jangka panjang, bukan yang hanya memberikan hasil cepat tetapi merugikan tubuh.

Diet yang hanya berfokus pada buah, disebut Cleveland Clinic, bisa sangat membatasi dan menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti kenaikan berat badan. Buah mengandung gula alami yang tinggi. Meski sebagian orang bisa menurunkan berat badan dengan diet ini, konsumsi buah berlebihan justru dapat menyebabkan berat badan naik.

Lalu, bagi penderita diabetes atau pradiabetes, diet fruitarian bisa berbahaya karena kadar gula yang sangat tinggi dapat memengaruhi kadar gula darah. Diet ini pun tak aman bagi penderita gangguan pankreas atau ginjal.

Kemudian, kandungan gula dan asam yang tinggi dalam buah dapat menyebabkan gigi berlubang atau enamel gigi terkikis. Misalnya, apel bisa sama merusaknya dengan permen atau soda, sedangkan buah jeruk sangat asam dan dapat mengikis enamel.

Selain itu, menurut Cleveland Clinic, penganut diet fruitarian sering kali kekurangan vitamin B12, kalsium, vitamin D, yodium, dan asam lemak omega-3. Hal ini bisa menyebabkan anemia, kelelahan, gangguan kekebalan tubuh, serta risiko isteoporosis.

“Karena banyak suplemen untuk menutupi kekurangan tersebut berasal dari sumber hewani atau kedelai (yang dilarang dalam diet fruitarian), kekurangan gizi menjadi hal yang sangat umum terjadi,” tulis Cleveland Clinic.

Diet buah ekstrem pun bisa memicu keinginan berlebihan terhadap makanan lain, obsesi terhadap makanan, atau gangguan pola makan. Yang tak kalah penting, diet ini bisa menyebabkan starvtion mode (mode kelaparan). Jika tubuh kekurangan vitamin, lemak, dan protein akibat hanya mengonsumsi buah, maka metabolisme dapat melambat sebagai respons untuk menghemat energi. Kondisi ini membuat tubuh seperti berada dalam mode bertahan hidup.

Karenanya, Healthline menyarankan, apa pun tujuan kita, baik menurunkan berat badan, meningkatkan kesehatan, atau menjalani gaya hidup yang lebih alami, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memulai diet buah.

Sebab, diet ini dapat berdampak negatif bagi kesehatan, terutama jika kita punya kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat.

“Selain itu, bertemu dengan ahli gizi juga sangat disarankan,” tulis Healthline.

“Mereka dapat membantu menyusun rencana makan yang sesuai dengan kebutuhan Anda, sekaligus memastikan tidak ada kekurangan nutrisi yang dapat membahayakan tubuh.”

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan