sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Titiek Puspa, mengajarkan budi pekerti lewat lagu

Titiek Puspa merasa prihatin dengan kondisi bangsa, terutama cara berpikir dan bertindak anak muda ke orang tua yang berubah.

Robertus Rony Setiawan
Robertus Rony Setiawan Jumat, 26 Apr 2019 17:53 WIB
Titiek Puspa, mengajarkan budi pekerti lewat lagu

Beberapa lagu yang ia ciptakan untuk dinyanyikan Duta Cinta, di antaranya “Kau dan Aku Indonesia”, “Aku Bangga Jadi Anak Indonesia”, dan “Cintailah Cinta”. Semua lagu ciptaannya untuk anak-anak sarat makna.

“Cintailah Cinta”, kata Titiek, ingin mengingatkan pentingnya semangat cinta yang mendasari sikap jujur dan santun.

“Cinta itu semakin lama semakin disepelekan. Cinta hanya ada di mulut, tetapi tidak dijiwai. Orang pandai, tapi kalau tidak punya cinta, isane ming ngantemi (cuma bisa memukuli), membenci, iri, dengki, korupsi, juga nge-bully,” kata Titiek.

Selain dilatih bernyanyi, 10 anggota Duta Cinta juga diajarkan menari dan akting. Mereka pun mendapatkan bimbingan budi pekerti dan nasionalisme.

Ajaran berupa tata krama, cara bersahabat, dan mensyukuri karunia Tuhan disampaikan Titiek, baik dalam sesi khusus maupun informal.

Titiek mengatakan, demi mengenal semangat bela negara, Duta Cinta pernah diajak berkunjung ke Kementerian Pertahanan. Dari situ, menurutnya, ide tambahan lirik di bagian akhir lagu “Aku Bangga Jadi Anak Indonesia” tercipta.

Titiek berkisah, Duta Cinta mendapat apresiasi tinggi ketika pentas di acara Hello Indonesia 2015 di Trafalgar Square, London, Inggris, pada 2015.

Titiek menggandeng musisi papan atas untuk mengaransemen lagu, seperti Addie MS, Tohpati, dan Andi Rianto. Warna musik yang dibawakan Duta Cinta tak terpatok pada satu genre. Titiek memasukkan unsur dangdut, pop, rok, dan tradisional kontemporer di grup vokal ini.

Sponsored

Genre-genre musik yang banyak itu sengaja dihadirkan Titiek untuk menjangkau minat anak-anak dalam mendengarkan musik, sekaligus agar pesan lagu-lagu yang dinyanyikan bisa sampai dengan baik. Ia melihat, daya tangkap anak-anak terhadap musik sudah jauh berkembang dibandingkan puluhan tahun lalu.

“Anak-anak zaman sekarang sudah pandai sekali. Mereka sudah bisa merasakan karya musik-musik dari luar. Agar tidak mudah bosan hanya satu warna lagu, saya memasukkan beliau-beliau (musisi) itu,” tuturnya.

Titiek Puspa mengawali karier bernyanyinya dimulai di Semarang. Alinea.id/Annisa Rahmawati.

Keprihatinan dan konsistensi

Di sela-sela kesibukannya, diva legendaris inipun mengikuti perkembangan informasi. Ia prihatin dan khawatir dengan gejala di masyarakat yang menunjukkan penurunan karakter bangsa, yakni berbudi pekerti luhur.

Titiek mengatakan, tak hanya perilaku kedengkian dan fitnah terkait politik, sebagian peristiwa mencemaskan juga melibatkan anak-anak. Ia menyinggung perundungan terhadap seorang pelajar SMP di Pontianak, Kalimantan Barat, awal April 2019.

“Kenapa bisa sampai begitu? Hati saya rasanya kayak dibacok-bacok pakai pisau,” ujar Titiek.

Titiek sepakat dengan gagasan revolusi mental yang didengungkan Presiden Joko Widodo. Baginya, perbaikan mental bangsa menjadi penting untuk dijalankan dengan konkret. Terlebih kemajuan zaman sudah mendorong perubahan cara berpikir dan sikap anak-anak kepada orang yang lebih tua.

“Budi pekerti sudah agak tersisihkan. Cara berpikir dan bertindak anak-anak muda kepada orang yang lebih tua sudah berubah, mulai berkurang kesantunannya,” ujarnya.

Kini, kegiatan Titiek sebulan sekali memandu program teater musikal anak-anak, Pesta Sahabat, yang ditayangkan di stasiun televisi swasta. Di dalam program tersebut, Titiek mendongengkan cerita bermuatan pendidikan.

“Ternyata masih ada yang membutuhkan saya,” katanya.

Selain itu, ia juga kerap menerima tawaran bernyanyi, menjadi pembicara seminar, dan bintang iklan. Titiek menuturkan, sikapnya untuk selalu sadar dan bersyukur atas talenta yang dimiliki menjadi pegangan dalam berkarya.

Menurut dia, dengan bersyukur, terdorong untuk terus memelihara dan mengembangkan potensi diri. Baginya, hal ini juga penting dimiliki musikus muda yang tengah berkarier di industri musik tanah air.

“Meskipun takdir setiap orang sudah digariskan oleh Tuhan, kita manusia tidak boleh diam saja. Meskipun Tuhan menghendaki, aku harus tetap berusaha mengerjakan sesuatu,” kata dia.

Berita Lainnya
×
tekid