sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ada 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia dengan kematian yang meningkat

Kanker serviks merupakan jenis kanker penyebab kematian tertinggi nomor 2, dan salah satu beban pembiayaan kesehatan terbesar di Indonesia.

Gempita Surya
Gempita Surya Rabu, 14 Des 2022 09:31 WIB
Ada 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia dengan kematian yang meningkat

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, pentingnya ketersediaan vaksin untuk imunisasi human papillomavirus (HPV). Ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah kanker serviks.

Disampaikan Budi, kanker serviks merupakan jenis kanker penyebab kematian tertinggi nomor dua, dan salah satu beban pembiayaan kesehatan terbesar di Indonesia. 

“Kanker telah membunuh lebih dari 200.000 orang di Indonesia, mayoritas karena belum mendapatkan perawatan yang memadai dan deteksi dini yang masih rendah,” kata Budi dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (14/12).

Berdasarkan data Globocan 2021, terdapat 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia dengan angka kematian yang terus meningkat. Penyebabnya beragam, yakni mulai dari keturunan, lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat serta virus. 

Meski memiliki risiko kematian yang tinggi, Budi menegaskan kanker serviks dapat dicegah. Salah satunya dengan pemberian imunisasi human papillomavirus (HPV), yang utamanya diberikan kepada anak-anak. 

Program pemberian imunisasi HPV sendiri telah menjadi 1 dari 14 imunisasi dasar lengkap pada anak. Hal ini didukung dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/6779/2021 tentang Program Introduksi Imunisasi Human Papillomavirus Vaccine Tahun 2022-2024.

“Kita bisa mengeliminasi virus kanker ini, caranya dengan meningkatkan cakupan imunisasi HPV di setiap kota sehingga kita bisa mengurangi angka kematian dan pembiayaan akibat dari kanker,” jelas Budi.

Guna memastikan ketersediaan vaksin HPV, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan holding BUMN farmasi memperluas upaya pengembangan dan produksi vaksin HPV dalam negeri. Salah satunya yakni menjalin kerja sama dengan PT Marck (MSD). 

Sponsored

Penandatanganan kerja sama transfer teknologi antara Biofarma dan MSD dilakukan oleh Direktur Utama Biofarma, Honesti Basyir dan Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou dengan turut disaksikan Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin dan Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury di Jakarta pada Selasa (13/12). 

“Kerja sama antara Bio Farma dan MSD, merupakan bentuk nyata kolaborasi antar pihak untuk mendukung transformasi kesehatan di Indonesia, terutama dalam upaya penguatan pilar ketahanan kesehatan yang merupakan salah satu prioritas Kementerian Kesehatan,” tutur Budi. 

Budi menambahkan, pihaknya turut mengapresiasi sekaligus menyambut baik kerja sama yang terjalin. Menurutnya, hal ini menunjukkan itikad kolaborasi untuk meningkatkan upaya penanggulangan kanker serviks di Indonesia. 

“Saya percaya bahwa dengan adanya potensi transfer teknologi baik keahlian, pengetahuan, dan pengalaman dari MSD sebagai produsen global terkemuka untuk vaksin HPV, akan bermanfaat bagi Bio Farma dan untuk kemandirian Sektor Kesehatan di Indonesia, terutama dalam pengembangan vaksin,” terangnya.

Sementara itu, Direktur Bio Farma Honesti Basyir menyampaikan, penandatanganan kerja sama transfer teknologi ini merupakan momentum baik bagi Biofarma untuk memperkuat infrastruktur kesehatan, dengan menghadirkan vaksin HPV produksi Indonesia yang bermutu dan berkualitas. Sehingga, akses masyarakat kepada vaksin HPV diharapkan dapat menjadi lebih mudah dan cepat

“Kerja sama ini merupakan milestone bagi Biofarma. Kami mengucapkan terima kasih kepada Kemenkes, Kemen BUMN dan MSD yang telah mendukung kami untuk menyediakan vaksin HPV yang berkualitas,” tandas Basyir. 

Berita Lainnya
×
tekid