sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ani Yudhoyono, putri dan istri prajurit yang penuh gagasan

Ani wafat meninggalkan SBY, dua anak dan menantu, serta empat orang cucu.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Sabtu, 01 Jun 2019 22:33 WIB
Ani Yudhoyono, putri dan istri prajurit yang penuh gagasan

Setelah beberapa bulan menjalani perawatan di National University Hospital Singapura, Kristiani Herrawati menghembuskan nafasnya yang terakhir pada Sabtu 1 Juni 2019. Ani Yudhoyono, demikian dia akrab disapa oleh khalayak, berpulang bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2019.

Indonesia kehilangan salah satu tokoh terbaik yang selama 10 tahun menjalankan tugas sebagai ibu negara. Seperti ditulis Antara, pada Februari 2019 mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan keterangan kepada masyarakat bahwa Ani Yudhoyono mengidap kanker darah. Kabar tersebut sontak mengagetkan banyak kalangan.

Betapa tidak, sepanjang 2018, Ani masih aktif bersama suaminya mengikuti tur Partai Demokrat ke sejumlah daerah dengan berbagai aktivitas yang melelahkan. Setahun sebelumnya, Ani mendampingi putra pertamanya, Agus Harimurti dalam pertarungan pilkada DKI Jakarta yang kemudian dimenangkan oleh pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

Sejak Februari itu, Ani Yudhoyono kemudian berobat ke Singapura untuk menangani penyakit yang diidapnya. Namun takdir Tuhan menggariskan berbeda, satu bulan lima hari sebelum ulang tahun yang ke-67, Ani wafat meninggalkan SBY, dua anak dan menantu, serta empat orang cucu.

Ani dan gagasannya

Selama 10 tahun masa pemerintahan SBY, cukup banyak peristiwa yang menguji bagaimana pemerintah harus menangani sebuah masalah dengan cepat dan tepat.

Baru beberapa bulan menjabat sebagai Presiden menggantikan Megawati Soekarno Putri, pada 24 Desember 2004 gelombang tsunami menghantam Aceh dan Nias mengakibatkan sendi-sendi kehidupan masyarakat menjadi lumpuh.

Pemerintah harus cepat. Di satu sisi melakukan tanggap darurat untuk mengevakuasi korban meninggal, sedangkan di sisi lain, merawat mereka yang luka sambil menopang kehidupan warga yang selamat dan berada di pengungsian. Meski kemudian bantuan dari negara-negara sahabat berdatangan, namun pemerintah juga harus memastikan bantuan tersalurkan dengan baik tanpa menodai kedaulatan Republik Indonesia.

Di tengah-tengah menghadapi tantangan itu, Ani Yudhoyono sebagai ibu negara berada di belakang presiden untuk memberikan semangat, tak hanya pada suaminya namun juga rakyat Aceh yang mengalami musibah yang dahsyat tersebut.

Ani mendorong berdirinya organisasi istri anggota kabinet yang disebut SIKIB. Anggota tergabung SIKIB setiap tahun mengadakan kegiatan peduli lingkungan. Kegiatan SIKIB biasanya diselenggarakan atas dukungan dari TNI Angkatan Darat, Pemda Kabupaten, dan Pertamina.

Warisan gagasan Ani Yudhoyono ini mengedepankan lima pilar program yang mencakup Indonesia pintar, Indonesia sehat, Indonesia hijau, Indonesia kreatif, dan Indonesia peduli.

Ani juga memberikan perhatian pada pendidikan anak. SIKIB yang beranggotakan dari para istri pejabat Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I dan II ini tercatat pernah membangun rumah pintar pada tahun 2009 lalu di Kampung Cijankar, Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole, Sukabumi. Rumah pintar yang diinisiasi tersebut memberikan ruang kepada anak-anak untuk bisa mengakses buku bacaan, menjadi tempat bagi kaum perempuan untuk belajar keterampilan dan berbagai kegiatan penguatan keluarga lainnya. Selain itu juga digunakan sebagai tempat pendidikan anak usia dini, posko terpadu pelayanan kesehatan masyarakat, bahkan hingga digunakan untuk berbagai kegiatan sosial warga setempat.

Kehidupan yang tak lepas dari prajurit

Ani Yudhoyono, anak ketiga dari tujuh bersaudara putra Jenderal Sarwo Edhie Wibowo lahir di Yogyakarta pada 6 Juli 1952.

Dalam biografinya berjudul Ani Yudhoyono Kepak Sayap Putri Prajurit, ia menggambarkan bagaimana lahir dan besar di keluarga prajurit yang berpindah-pindah kota sesuai dengan penugasan ayahnya yang dikenal salah satu tokoh dari pasukan khusus TNI Angkatan Darat RPKAD yang kini bernama Kopassus.

Buku tersebut menulis, Ani bangga dikenal sebagai putri Sarwo Edhie. Bukan lantaran sepak terjang ayahnya yang telah dikenal banyak orang, melainkan serangkaian perjalanan hidup keluarganya yang penuh kenangan, cinta, dan kasih seorang prajurit pada istri dan anak-anaknya. Sehingga, meski sudah lama wafat, bagi Ani, ayahnya tetap disampingnya, sebab ia terlanjur menganggap ayahnya adalah embusan jiwanya.

“Menjadi putri Sarwo Edhie selalu kuresapi dengan bahagia dan penuh syukur karena pengalaman suka-duka mengarungi kehidupan khas keluarga tentara yang berpindah-pindah tugas. Sebuah kondisi yang memberi kami begitu banyak petualangan dan nilai kehidupan yang amat kaya,” kata Ani, seperti dituliskan oleh Alberthiene Endah dalam buku itu.

Ani Yudhoyono

Kehidupan Ani, seperti diakuinya dalam biografi itu, tak lepas dari prajurit. Susilo Bambang Yudhoyono yang menikahinya pada 30 Juli 1976 juga seorang perwira TNI Angkatan Darat yang kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia ke-6. Putra pertama Ani, Agus Harimurti juga kemudian berkarir sebagai tentara, meski kemudian pensiun dini dengan pangkat terakhir Mayor.

Berita Lainnya
×
tekid